Setiap manusia menyukai siapapun yang memperlakukan diri mereka dengan baik. Maka, perlakukanlah orang lain dengan cara yang kamu ingin or...
Setiap manusia menyukai siapapun yang memperlakukan diri mereka dengan baik.
Maka, perlakukanlah orang lain dengan cara yang kamu ingin orang lain memperlakukanmu.
Setiap malam jumat, Kiai Ulil Abshar Abdalla secara rutin melakukan livestreaming Facebook
dengan kajian Ihya Ulumuddinnya.
Adapun pada kajian tadi malam, Ia mengkaji sebuah hadist yang Imam Al- Ghazali sebutkan dalam
kitab Ihya Tentang Setiap Perkataan baik adalah sedekah. Atau dalam artian. Perkataan baik
yang jauh dari "khusumah" atau "Al-Mira' Wal Jidal";debat kusir mampu membuat hati tenang
dan jiwa semakin membaik. Jika jiwa semakin tenang, maka jalan menuju syurga pun akan lebih
lapang.
Adapun manifestasi dari anjuran berkata baik di Era Modern ini, bisa kita kembangkan kearah
yang lebih luas lagi. Misalnya, ketika hendak menulis status di Media Sosial misalnya,
buatlah status yang bermanfaat yang mampu memberikan rasa nyaman,tenang kepada orang lain.
Begitupula sebagai orang membaca status orang lain di Facebook atau Media Sosial lain,
kita tentu harus memberikan apresiasi terhadap setiap tulisan yang bermanfaat,
dengan cara Memberikan komentar seperti: Mantap, Keren dan lanjutkan brader.
Memberikan tanggapan positif sahabat-sahabat kita dimedia sosial juga bisa dikatakan manifestasi
dari Silahturahim di Era Digital. Sikap saling membalas komentar secara langsung yang positif
bisa membangun tradisi "sungkeman" yang membuat pertemanan semakin akrab dan baik.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
" Al-Kalimatu Attayibatu Shadakatun"
Artinya, Setiap perkataan yang baik adalah sedekah. Karena itu, dalam diskursus kajian Islam Klasik.
Para Ulama-ulama klasik sanggup menulis buku dengan jumlah yang sangat masif. Immam Ghazali, Jalaluddin suyuti, Fakhruddin Al-Razidan Ulama-ulama lainnya merupakan contoh terbaik bagi kita tentang bagaimana berkata baik yang teraktualisasikan dalam sebuah karya. Bisa dikatakan, Karya Monumental Ulama-ulama terdahulu merupakan investasi sedekah terbaik yang melapangkan jalan para ulama pendahulu kita menuju Syurga.
Di Era Modern ini, Tradisi menulis yang saya maknai sebagai "shadakah" Sudah mulai memudar. Adalah kecenderungan Umat saat ini yang ingin mendapatkan segala sesuatu secara instant. Misalnya, Orang-orang Islam saat ini lebih bersemagat untuk mengikuti acara seremonial keagamaan daripada mengikuti kajian-kajian Keislaman yang bersifat Ilmiah. Mereka banyak disibukkan oleh organisasi organisasi yang berfokus pada pengembangan jamaah tanpa adanya bukti nyata dalam mendidik kader yang berakhlak dan berintelektual. Akibatnya, tradisi bersedekah seperti Menulis dan mendidik masyarakat kearah yang lebih baik semakin hari semakin terlupakan.
Sebagai Penutup. Mari kita mulai dari diri sendiri sikap gemar bersedekah. Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda, yang narasinya sebagai berikut, " Takutlah engkau terhadap Api Neraka walaupun hanya dengan memerikan sebiji kurma. Jika engkau tidak memilikinya, Maka Berkatalah yang baik. Karena hal itu juga termasuk sedekah". Dalam hidup ini, begitu banyak alasan yang dibuat-buat untuk menjastifikasi berkata yang tidak baik terhadap orang lain.
Karena ketidaksukaan, kebencian dan dendam. Seseorang dengan tega berkata kasar terhadap sesamanya. Terkadang perkataan orang-orang ini begitu sadis; terus memfitnah dan menyebarkan isu-isu yang tidak berdasar.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuknya kepada kita semua, membimbing kita untuk dapat menjaga lisan dan berkata baik dalam setiap kesempatan.Karena hanya dengan berkata yang baik, perkataan buruk akan terkalahkan.
Semoga bermanfaat.
Robby Andoyo