Konsistensi Ajaran Al-Qur'an

  Tulisan ini akan menjelaskan tentang bagaimana Ajaran Al-Qur'an"compatible" Relevan untuk kita yang hidup pada zaman sekaran...


 

Tulisan ini akan menjelaskan tentang bagaimana Ajaran Al-Qur'an"compatible" Relevan untuk kita yang hidup pada zaman sekarang. Sudah tidak diragukan lagi, begitu banyak kritik yang mengarah dan tertuju pada Ajaran Al-Qur'an. Beberapa pengkritik mempertanyakan,


Apakah Ajaran yang ada dalam Kitab Suci Al-Qur'an masih relevan sampai saat ini?

Tentu sebagai orang beriman kita dengan tegas menjawab "benar". Jawaban ini
bisa kita perjelas dengan keterangan terperinci dari salah satu "i'jaz Alquran"
Misalnya, Konsistensi ajaran Al-Quran terdapat pada narasi, makna dan "Nadzariyah" atau pandangan Al-Qur'an terhadap "Al-Adalah" Keadilan dan "Attawasuth" Moderasi.

Adapun terkait "al-Adalah" Keadilan dalam ajaran Islam, bisa dijelaskan dengan
Hadist Nabi Muhammad SAW,

" Al-Mu'min Al-Qawiy Khairun Wa Ahabbu illa Allah Min al-Mu'min Al-dhaif"

Artinya, Seorang mu'min yang kuat lebih baik dan sangat dicintai daripada
seorang mu'min yang lemah".

Hadist ini jika diterjemahkan secara harfiah, tentu sangat problematis.
Itu karena pengertian mu'min yang kuat pada hadist ini harus diinterpretasikan
Secara terperinci. Disini sebenarnya kita bisa mengaplikasikan salah satu
"i'jaz" Keungulan Al-Qur'an; "Ittisaq nadzaria" Konsistensi Pandangan Al-Quran.
Dalam hal ini pandangan tentang keadilan. Jika kita memandang hadis ini dengan"the view of justice" Pandangan keadilan, kita bisa mentafsir ulang hadis ini secara lebih luas.

Misalnya, Untuk menjadi muslim yang kuat dan dicintai Allah SWT, tidak harus
memiliki bentuk fisik yang prima, kuat dan tak terkalahkan.

Tapi, makna dari "Al-Qawi" disini lebih mengarah kepada kuat dalam sikap, 

pemikiran;visioner dan memiliki tujuan yang jelas dalam hidup.

Jadi, Seorang muslim harus memiliki kemampuan yang kuat dalam segala bidang
yang ia geluti. 

Kita Ambil contoh, Seorang petarung muslim di dunia (UFC) Ultimate Fight Championship, Khabib Nurmagomedov adalah contoh yang aktual dari seorang muslim yang secara total kuat secara fisik dan mampu menjadi muslim yang tidak kehilangan identitasnya.

Pada saat petarungan melawan juara bertahan Max Gregor yang berkebangsaan Irlandia,  Max Gregor melakukan provokasi secara frontal terhadap Khabib. Provokasi itu memuat perkataan offensif terhadap keyakinan yang dianut khabib Nurmagomedov;Agama Islam.

Oleh sebab itu, disaat pertarungan usai, dan kemenangan berada dalam genggaman
Khabib, sangat disayagkan Khabib tidak mampu mengendalikan emosinya, Ia memberikan hentaman secara bertubi-tubi kepada Max Gregor. Atas perbuatannya itu, Khabib  mengatakan, Ayahnya sudah memberikan hukuman atas ketidakmampuannya mengendalikan
emosinya. Begitulah seharusnya seorang muslim bersikap, ketika berlaku salah,
menyesali kesalahannya dan mencoba menjadi lebih baik.

Ada juga Mantan Presiden Indonesia, Baharuddin Jusuf Habibi, Walaupun secara fisik  tidak sebanding dengan fisik atletis olahragawan, tapi beliau memiliki
kemampuan berpikir dalam dunia penerbangan yang bisa membuat orang-orang non-muslim berdecak kagum karena keilmuaannya. 

Pada sosok Eyang Habibi ini, kita bisa melihat manifestasi dari muslim yang kuat dalam pemikiran. Inilah pandangan "al-adalah"  keadilan dalam Islam. iaitu, pandangan yang lebih mementingkan "Al-khafi" yang tersirat daripada "Al-Jali'" yang Tersurat. Karena boleh jadi, yang kasat mata lebih dapat  mengunggap fakta yang lebih baik dari pada yang bisa dijangkau oleh indra.

Adapun Pandangan Kedua adalah "Attawasuth" Moderat. Dalam "Makhfuzat" sebuah kitab yang dipelajari di Pondok Modern, disebutkan,

"Khairu al-umuri Ausatuha"

Sebaik-baik mengambil keputusan adalah jalan tengahnya. Artinya, moderat adalah
sebuah sikap yang mementingkan dialog daripada berpilaku "bar-bar" responsif
terhadap setiap ketidaksepakatan.

Nabi Muhammad SAW bersabda,

"Laitsa assadidu bi shiraah, wa innama sadidu aldzi yamliku nafshu inda ghadabi"

Bukan orang kuat yang menyelesaikan permasalahannya dengan bertarung secara fisik, tapi orang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan diri ketika marah.

Hadist ini juga harus kita pahami dengan "Nadzariah tawasuth" Nalar Tawasuth.
Biasanya, orang yang diprovokasi cenderung bersikap reaktif. 

Jadi, melalui cara pandang Al-Quan ini, sebagai orang beriman sudah seharusnya bisa mengendalikan dirinya,
Seberapa jahat pun fitnah yang tertuju terhadap kita, kita tidak boleh secara frontal
membalas cacian, fitnah dan celaan orang-orang itu.

Jadi, Haruskah kita berdiam diri saat dilecehkan dan dipovokasi?

Tentu tidak. Benar, mencela orang yang mencela kita tidak dibenarkan secara shariah, tapi berdialog dan menasehati mereka dengan hikmah dan kebijaksanaan adalah anjuran Al-Qur'an.

Kita ambil contoh, Banser NU adalah organisasi yang pasang badan terhadap serangan-serangan Radikalis terhadap Kiai dan Ulama-ulama mereka. 

Bukan (SOP) Standar Oprasional Prosedur
Banser untuk melakukan kekerasan secara fisik terhadap para penghina Ulama NU.
Tapi Banser juga tidak tinggal diam terhadap setiap prilaku yang menghina Ulama-lulamanya, Mereka memiliki bidang hukum yang bertugas melaporkan tindakan penghinaan terhadap organisasi NU dan orang-orang yang ada didalamnya.

Karena itu, biasanya, Banser akan melakukan upaya "tabbayun" terhadap pelaku dengan tujuan klarifikasi. Jika sikap "attalatuf" Lembut dalam berkata tidak ditanggapi, barulah Banser akan melaporkan orang tersebut kepada pihak kepolisian.

Sebagai penutup, Bagi seorang muslim. Ajaran Al-Quran akan tetap relevan sepanjang zaman.

Mengapa? 

Karena Al-Quran adalah Wahyu yang merupakan perkataan Allah SWT. Ulama-Ulama Klasik terdahulu bertatih-tatih menulis buku berjilid-jilid untuk menerangkan bagaimana mekanisme
hukum Allah SWT beroprasi.

Kita Ambil contoh, Imam Syafi' menulis buku "Arrisalah" Sebuah buku Teori Hukum Islam pertama dalam sejarah.

Apa tujuan Imam Syafi'i menulis buku ini?

Adalah kepedulian terhadap umat disetiap zaman yang akan memiliki tatangan berbeda  dalam merelevansi ajaran Al-Quran dalam realitas kehidupan yang mereka jalani. 

Tentu, orang yang hidup pada zaman Nabi Muhammad SAW tidak memiliki permasalahan yang begitu kompleks jika dibanding dengan kita yang hidup pada abad ini. Itulah mengapa Usul-Fiqh;
Teori hukum Islam ini ada sebagai acuan untuk mengakomodir setiap perubahan zaman yang memiliki permasalahan yang berbeda-beda.

Terkait Relevasi ajaran Al-Quran ada istilah yang lebih baik "Attahyin" menjadikan penafsiran Al-Quran sesuai dengan tantangan zaman. 

Jika dahulu, tantangan orang islam adalah orang Musyrik penyembah "Latta Wal Uzza" Tuhan orang arab pada masa jahiliyah. Saat ini, tantangan orang bergama adalah para penganut paham Sainstisme; adalah paham yang menjadikan sains sebagai parameter segala kebenaran yang ada di semesta.

Artinya, jika sesuatu tidak bisa dibuktikan secara rasional melalui pendekatan sains.
hal itu bukanlah kebenaran. Inilah yang sering dikatakan dengan istilah "kepongahan sainstifik" sebuah sikap yang menganggap pendekatan agama terhadap segala sesuatu tidak bisa menyelesaikan
permasalahan sedikitpun.

Ada dua Ulama Besar dalam Islam yang memiliki corak pemikiran berbeda dalam Islam. 

Imam Al-Ghazali dan Ibn Rusyd. Imam Ghazali bermadzhab Syafi'i. Beliau belajar
secara intensif kepada Alim besar Imam Juwaini atau lebih dikenal dengan " Imam Haramain".

Adapun Imam Haramain dikenal dengan Seorang pendebat ulung yang sangat membela madzhab Syafi'i secara total.

Keahlian berdebat Imam Haramain pun menular kepada Imam Ghazali, itulah mengapa Imam Ghazali mempunyai julukan " Hujjatul Islam". Dalam hal relevansi antara Al-Quran dan Filsafat,


Imam Ghazali mengatakan,

"Jika ada pertentangan antara "addilalah Assamiah" Al-Quran dan hadist dengan filasat, dan ini termasuk segala macam ilmu yang hadir dari unsur luar Islam. Sebagai orang beriman, harus mengedepankan ajaran Al-Quran daripada ilmu-ilmu tersebut".

Berbeda dengan Imam Ghazali, Ibn Rusyd Mengatakan,

" Jika ada pertentangan antara Wahyu dan Filsafat, Wahyu dalam hal ini Al-Quran dan Hadist harus ditafsir ulang, agar bisa selaras dengan filsafat".

Karena menurut Ibn Rusyd, Nalar yang bersih tidak akan pernah bertentangan dengan syariat. Justru nalar yang baik akan menguatkan syariat.

Menurut Saya, inilah mengapa didunia Islam terdapat dua corak pemikiran islam yang berbeda.

Pertama, pemikiran islam yang lebih mengedepankan Al-Quran daripada penalaran logis. Hal ini selaras dengan corak "Usul al-Fiqh" Teori Hukum Islam ala pengukut Imam Syafi'i termasuk  Imam Al-Ghazali. 

Inilah cara beragama ala kiai pesantren. Cara beragama yang tidak terlalu
eksploratif terhadap nash-nash kitab suci Al-quran dan Hadist, yang dalam kondisi tertentu penafsiran eksploratif bisa menyebabkan seseorang melewati batas kepantasan dalam beragama.

Kedua, Pemikiran Islam ala Ibn Rusyd yang lebih mengutamakan keselarasan Al-Quran dan Ilmu pengetahuan. 

Ibn Rusyd sendiri bermazhab Maliki, mazhab yang dalam diskursus Usul-Fiqh memberikan porsi yang tinggi terhadap metode " maslahah" dalam berijtihad.
Pemikiran Ibn Rusyd ini lebih cocok dipraktikkan oleh para cendikiawan-cendikiawan muslim yang menuntut lebih baik relevansi ajaran Al-Quran terhadap perkembangan zaman.

Karena bagi kaum Cendikiawan, Cak Nur Misalnya, untuk memberikan pemahaman islam yang benar terhadap orang-orang non muslim barat, harus melalui pendekatan nalar yang relevan dengan pemikiran mereka. Tidak mungkin kita memberikan penjelasan agama terhadap orang Ateis dengan Al-Quran dan Hadist. Sementara orang-orang Ateis tidak percaya semua itu.


Itulah mengapa orang-orang Eropa sangat mengenal baik Ibn Rusyd. Bahkan Ibn Rusyd bagi mereka adalah sosok intelektual luar bisa yang mereka banggakan.

Tidak ada salahnya dengan kedua corak pemikiran ini. Yang terpenting adalah sikap pengendalian diri agar tidak melampaui batas. Karena jika sebuah pemikiran sudah melewati batas yang wajar akan berdampak buruk dan tidak adaptif terhadap perkembangan zaman.

Terimakasih

Robby Andoyo

COMMENTS

BLOGGER: 7
Loading...
Nama

Akhlak Islam Artikel Hikmah Artikel Islami Menarik Cerita Renungan Inspiratif Contact ME Exchange Dofollow Links Falsafah Kehidupan Filosofi Kang Robby Ideologi Keberagaman Kajian Islam Modern Kang Robby Kata Mutiara Islam Kata-Kata Hikmah Kitab Klasik Pengembangan Diri Puisi Cinta Terbaru Puisi Inspiratif Puisi Islami Inspiratif Puisi Religi Ulama Klasik
false
ltr
item
Blog Kang Robby: Konsistensi Ajaran Al-Qur'an
Konsistensi Ajaran Al-Qur'an
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrGJ4ZC0Oxz1FTxA_7H9Sw9Ou_x2skzV9mwtN2XnQ52EpiTxaTP2ciwU4GBj0Z6UDBc385HWu5nz0G0CjoFIlgUkEhbLl8UGv6DCdignu4V96rSYIaBTrq3i4vayWmOFVnaWthJWG9ly1U/s320/kisahkisah-dalam-alquran-pelajaran-penting-umat-manusia-lvb.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrGJ4ZC0Oxz1FTxA_7H9Sw9Ou_x2skzV9mwtN2XnQ52EpiTxaTP2ciwU4GBj0Z6UDBc385HWu5nz0G0CjoFIlgUkEhbLl8UGv6DCdignu4V96rSYIaBTrq3i4vayWmOFVnaWthJWG9ly1U/s72-c/kisahkisah-dalam-alquran-pelajaran-penting-umat-manusia-lvb.jpg
Blog Kang Robby
http://robbie-alca.blogspot.com/2020/09/konsistensi-ajaran-al-quran.html
http://robbie-alca.blogspot.com/
http://robbie-alca.blogspot.com/
http://robbie-alca.blogspot.com/2020/09/konsistensi-ajaran-al-quran.html
true
3328551387479627982
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy