Ada sebuah kisah inspiratif yang dapat kita ambil hikmahnya insya Allah Sebuah kisah tentang seorang pedagang dan anaknya, pada suatu har...
Ada sebuah kisah inspiratif yang dapat kita ambil hikmahnya insya Allah
Sebuah kisah tentang seorang pedagang dan anaknya, pada suatu hari seorang pedagang dan anaknya sedang beristirahat dibawah pohon yang sangat rindang, mereka baru saja
berdagang dan tiba saatnya melepas lelah Angin yang begitu semilir membuat sang pedagang mengantuk.
Namun, tidak demikian dengan anaknya yang masih belia. "Ayah, aku ingin menanyakan sesuatu...
" terdengar suara yang mengusik ambang sadar si pedagang.
"Kapan aku besar, Ayah? Kapan aku bisa kuat seperti
dan bisa membawa dagangan kita ke kota?
"Sepertinya, lanjut sang bocah, "aku tak akan bisa besar.
Tubuhku ramping seperti halnya Ibu, berbeda dengan Ayah yang sangat tegap dan gagah.
Kupikir, aku tak akan sanggup memikul dagangan kita jika aku tetap seperti ini.
" Jari tangannya tampak mengores-gores sesuatu di atas tanah. Lalu, ia kembali melanjutkan,
"bilakah aku bisa punya tubuh besar sepertimu, Ayah?
Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini tampak siaga. Diambilnya sebuah benih,
di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais oleh anaknya.
Diangkatnya benih itu dengan ujung jari telunjuk.
Benda itu terlihat seperti kacang yang kecil,
dengan ukuran yang tak sebanding dengan tangan pedagang yang besar-besar.
Kemudian, ia pun mulai berbicara.
"Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang kecil.
Pandanglah pohon besar tempat kita berteduh ini.
Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini, dulu berasal dari benih yang sekecil ini.
Dahan, ranting dan daunnya, juga berasal dari benih yang Ayah pegang ini.
Akar-akarnya yang tampak menonjol, juga dari benih ini.
Dan kalau kamu menggali tanah ini, ketahuilah,
sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari tempat yang sama.
Diperhatikannya wajah sang anak yang tampak tertegun.
"Ketahuilah Nak, benih ini menyimpan segalanya.
Benih ini menyimpan batang yang kokoh, dahan yang rindang,
daun yang lebar, juga akar-akar yang kuat. Dan untuk menjadi sebesar pohon ini,
ia hanya membutuhkan angin, air, dan cahaya matahari yang cukup.
Namun jangan lupakan waktu yang membuatnya terus bertumbuh.
Pada mereka semualah benih ini berterima kasih,
karena telah melatihnya menjadi mahluk yang sabar.
"Suatu saat nanti, kamu akan besar Nak.
Jangan pernah takut untuk berharap menjadi besar,
karena bisa jadi, itu hanya butuh ketekunan dan kesabaran."
Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu keduanya merebahkan diri,
meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan
dan impian dalam benak. Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam tidur,
melepaskan lelah mereka setelah seharian bekerja.
********************
ada pelajaran yang bisa kita ambil dar si
Pedagang.dalam hidup ini kita Jangan pernah merasa malu dengan segala keterbatasan
yang kita miliki. Jangan merasa sedih dengan ketidaksempurnaan. Karena tidak ada
manusia yang sempurna dimuka ini, mereka yang bisa beljar dari kesalahan adalah bijak
dan Allah menciptakan kita penuh dengan keistimewaan Allah jua, menyiapkan kita
menjadi mahluk dengan berbagai kelebihan.
Terkadang kita pernah merasa kecil, pesimis,
tak mampu, tak berdaya dengan segala persoalan hidup.
Kita mungkin sering bertanya-tanya, kapan kita menjadi besar,
dan mampu menggapai semua impian, harapan dan keinginan yang ada dalam dada.
Kita juga bisa jadi sering membayangkan, bilakah saatnya berhasil?
Kapankah saat itu akan datang?
Sahabat, kita adalah layaknya benih kecil itu.
Benih yang menyimpan semua kekuatan dari batang yang kokoh,
dahan yang kuat, serta daun-daun yang lebar. Dalam benih itu pula
akar-akar yang keras dan menghujam itu berasal.
Namun, akankah Allah membiarkan benih itu tumbuh besar,
tanpa alpa dengan bantuan tiupan angin, derasnya air hujan,
dan teriknya sinar matahari?
Begitupun kita, akankah Allah tuhan yang agung membiarkan kita besar, berhasil, dan sukses,
tanpa pernah merasakan ujian dan cobaan? Akankah Allah lupa mengingatkan kita
dengan hembusan angin "masalah", derasnya air "ujian" serta teriknya matahari "persoalan"?
Tidak Teman. Karena Allah Maha Tahu, bahwa setiap hamba-Nya akan menemukan jalan keberhasilan,
maka Allah akan tak pernah lupa dengan itu semua.
Jangan pernah berkecil hati. Semua keberhasilan dan kesuksesan itu telah ada dalam dirimu.
Kang Robby
Shared By: Cerita Renungan Inspiratif
Sebuah kisah tentang seorang pedagang dan anaknya, pada suatu hari seorang pedagang dan anaknya sedang beristirahat dibawah pohon yang sangat rindang, mereka baru saja
berdagang dan tiba saatnya melepas lelah Angin yang begitu semilir membuat sang pedagang mengantuk.
Namun, tidak demikian dengan anaknya yang masih belia. "Ayah, aku ingin menanyakan sesuatu...
" terdengar suara yang mengusik ambang sadar si pedagang.
"Kapan aku besar, Ayah? Kapan aku bisa kuat seperti
dan bisa membawa dagangan kita ke kota?
"Sepertinya, lanjut sang bocah, "aku tak akan bisa besar.
Tubuhku ramping seperti halnya Ibu, berbeda dengan Ayah yang sangat tegap dan gagah.
Kupikir, aku tak akan sanggup memikul dagangan kita jika aku tetap seperti ini.
" Jari tangannya tampak mengores-gores sesuatu di atas tanah. Lalu, ia kembali melanjutkan,
"bilakah aku bisa punya tubuh besar sepertimu, Ayah?
Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini tampak siaga. Diambilnya sebuah benih,
di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais oleh anaknya.
Diangkatnya benih itu dengan ujung jari telunjuk.
Benda itu terlihat seperti kacang yang kecil,
dengan ukuran yang tak sebanding dengan tangan pedagang yang besar-besar.
Kemudian, ia pun mulai berbicara.
"Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang kecil.
Pandanglah pohon besar tempat kita berteduh ini.
Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini, dulu berasal dari benih yang sekecil ini.
Dahan, ranting dan daunnya, juga berasal dari benih yang Ayah pegang ini.
Akar-akarnya yang tampak menonjol, juga dari benih ini.
Dan kalau kamu menggali tanah ini, ketahuilah,
sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari tempat yang sama.
Diperhatikannya wajah sang anak yang tampak tertegun.
"Ketahuilah Nak, benih ini menyimpan segalanya.
Benih ini menyimpan batang yang kokoh, dahan yang rindang,
daun yang lebar, juga akar-akar yang kuat. Dan untuk menjadi sebesar pohon ini,
ia hanya membutuhkan angin, air, dan cahaya matahari yang cukup.
Namun jangan lupakan waktu yang membuatnya terus bertumbuh.
Pada mereka semualah benih ini berterima kasih,
karena telah melatihnya menjadi mahluk yang sabar.
"Suatu saat nanti, kamu akan besar Nak.
Jangan pernah takut untuk berharap menjadi besar,
karena bisa jadi, itu hanya butuh ketekunan dan kesabaran."
Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu keduanya merebahkan diri,
meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan
dan impian dalam benak. Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam tidur,
melepaskan lelah mereka setelah seharian bekerja.
********************
ada pelajaran yang bisa kita ambil dar si
Pedagang.dalam hidup ini kita Jangan pernah merasa malu dengan segala keterbatasan
yang kita miliki. Jangan merasa sedih dengan ketidaksempurnaan. Karena tidak ada
manusia yang sempurna dimuka ini, mereka yang bisa beljar dari kesalahan adalah bijak
dan Allah menciptakan kita penuh dengan keistimewaan Allah jua, menyiapkan kita
menjadi mahluk dengan berbagai kelebihan.
Terkadang kita pernah merasa kecil, pesimis,
tak mampu, tak berdaya dengan segala persoalan hidup.
Kita mungkin sering bertanya-tanya, kapan kita menjadi besar,
dan mampu menggapai semua impian, harapan dan keinginan yang ada dalam dada.
Kita juga bisa jadi sering membayangkan, bilakah saatnya berhasil?
Kapankah saat itu akan datang?
Sahabat, kita adalah layaknya benih kecil itu.
Benih yang menyimpan semua kekuatan dari batang yang kokoh,
dahan yang kuat, serta daun-daun yang lebar. Dalam benih itu pula
akar-akar yang keras dan menghujam itu berasal.
Namun, akankah Allah membiarkan benih itu tumbuh besar,
tanpa alpa dengan bantuan tiupan angin, derasnya air hujan,
dan teriknya sinar matahari?
Begitupun kita, akankah Allah tuhan yang agung membiarkan kita besar, berhasil, dan sukses,
tanpa pernah merasakan ujian dan cobaan? Akankah Allah lupa mengingatkan kita
dengan hembusan angin "masalah", derasnya air "ujian" serta teriknya matahari "persoalan"?
Tidak Teman. Karena Allah Maha Tahu, bahwa setiap hamba-Nya akan menemukan jalan keberhasilan,
maka Allah akan tak pernah lupa dengan itu semua.
Jangan pernah berkecil hati. Semua keberhasilan dan kesuksesan itu telah ada dalam dirimu.
Kang Robby
Shared By: Cerita Renungan Inspiratif