Ijtihad Terbuka dalam Pandangan Dr. Mustafa al-Syakka

  Ijtihad Terbuka dalam Pandangan Dr. Mustafa al-Syakka Dalam sejarah panjang pemikiran Islam, perdebatan tentang ijtihad tidak per...

 


Ijtihad Terbuka dalam Pandangan Dr. Mustafa al-Syakka

Dalam sejarah panjang pemikiran Islam, perdebatan tentang ijtihad tidak pernah usai. Setelah masa klasik yang penuh dinamika, dunia Islam memasuki era stagnasi intelektual yang ditandai oleh dominasi taqlid dan fanatisme mazhab. Dalam situasi seperti itu, muncul suara-suara pembaruan yang berani menggugat kejumudan tersebut. Salah satu di antaranya adalah Dr. Mustafa al-Syakka, seorang pemikir Mesir moderat yang menyerukan kembalinya Islam kepada akal dan kemanusiaan. Melalui karya terkenalnya Islam Bila Mazāhib (Islam Tanpa Mazhab), ia memperkenalkan gagasan tentang “ijtihad terbuka” — ijtihad yang melampaui batas-batas mazhab, namun tetap berpijak pada wahyu dan rasionalitas moral.

Hakikat Ijtihad Terbuka

Bagi al-Syakka, ijtihad adalah sarana hidupnya Islam di setiap zaman. Tanpa ijtihad, Islam berhenti sebagai teks yang beku; dengan ijtihad terbuka, Islam menjelma menjadi kekuatan moral yang terus berdialog dengan realitas. Konsep ini bukan sekadar pembaruan hukum, melainkan upaya menegakkan kembali semangat tauhid yang sejati: menyatukan akal, wahyu, dan kemaslahatan manusia dalam satu poros.

Dalam pandangannya, penutupan pintu ijtihad bukanlah keputusan teologis, melainkan rekayasa sosial yang muncul dari ketakutan terhadap perubahan. Ia menulis bahwa “akal adalah jembatan wahyu; memutusnya berarti menolak anugerah terbesar Tuhan kepada manusia.” Dengan demikian, ijtihad terbuka tidak menghapus peran ulama klasik, tetapi menolak pengkultusan terhadap mereka.

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)

Ayat ini menjadi basis spiritual bagi ijtihad terbuka: bahwa berpikir adalah ibadah, dan memahami perubahan zaman adalah bagian dari amanah kekhalifahan manusia di bumi.

Prinsip-Prinsip Ijtihad Terbuka

Dr. al-Syakka mengemukakan empat prinsip utama dalam menjalankan ijtihad terbuka:

1. Menggabungkan teks dan konteks, bukan memilih salah satunya. Al-Qur’an tidak dapat dipahami tanpa realitas, dan realitas tidak dapat dimaknai tanpa Al-Qur’an.

2. Menafsirkan ulang hukum lama sesuai kebutuhan zaman, dengan tetap menjaga ruh syariat.

3. Menimbang maslahat universal, bukan sekadar kepentingan kelompok atau mazhab tertentu.

4. Menghadirkan ijtihad kolektif — melibatkan banyak disiplin ilmu, bukan monopoli satu otoritas ulama.

Dengan prinsip ini, ijtihad terbuka menjadi jalan tengah antara dogmatisme dan relativisme; antara konservatisme yang membeku dan liberalisme yang kehilangan akar.

Contoh Konkret Ijtihad Terbuka

1. Perempuan dalam Kepemimpinan Publik

Salah satu contoh ijtihad terbuka yang dikemukakan al-Syakka adalah isu kepemimpinan perempuan dalam ruang publik. Dalam khazanah klasik, mayoritas mazhab menolak perempuan sebagai pemimpin negara. Namun al-Syakka melihatnya secara lebih substantif. Ia berpendapat bahwa Islam tidak menolak kemampuan perempuan, yang ditolak hanyalah ketidakadilan.

Menurutnya, teks-teks yang tampak membatasi justru harus dibaca dalam konteks sejarah dan nilai universal Islam. Prinsip maqashid al-syari‘ah — yaitu keadilan, kemaslahatan, dan amanah — menjadi dasar utama. Jika nilai-nilai itu dapat dijaga, maka kepemimpinan perempuan sah dan bahkan perlu didukung.

فَبَشِّرْ عِبَادِ، الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ

“Sampaikanlah kabar gembira kepada hamba-hamba-Ku yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti yang terbaik di antaranya.” (QS. Az-Zumar: 17–18)

Bagi al-Syakka, ayat ini menegaskan bahwa Islam menilai manusia berdasarkan kemampuan memilih dan berbuat baik, bukan jenis kelamin. Inilah bentuk nyata ijtihad terbuka: menjadikan Al-Qur’an bukan alat pembatas, tetapi cahaya pembebas.

2. Etika Teknologi dan Kecerdasan Buatan

Dalam konteks modern, al-Syakka mengajak umat Islam untuk menggunakan akal secara aktif dalam menghadapi dunia teknologi. Meskipun ia hidup sebelum ledakan era digital, semangat pemikirannya relevan untuk menjawab tantangan kecerdasan buatan (artificial intelligence).

Bagi al-Syakka, teknologi bukan ancaman terhadap agama, tetapi ujian moral bagi akal manusia. Prinsip Islam yang mendasar — keadilan, rahmah, dan amanah — harus menjadi kerangka etis dalam penggunaan teknologi. Maka, ijtihad terbuka berarti kemampuan untuk membaca “tanda-tanda Tuhan” dalam inovasi manusia modern.

Ia menulis, “العقل وسيلة الهداية، لا خصم الوحي.” — Akal adalah sarana petunjuk, bukan lawan wahyu. Kalimat ini menandakan pertemuan antara spiritualitas dan rasionalitas, dua kekuatan yang saling menopang dalam peradaban Islam. Melalui ijtihad terbuka, manusia diajak untuk tidak takut terhadap kemajuan, tetapi menuntunnya agar tetap bermoral dan berkeadilan.

Tantangan Ijtihad Terbuka

Menerapkan ijtihad terbuka tidak mudah. Tantangan terbesarnya datang dari dua sisi: kalangan konservatif yang menolak pluralitas tafsir, dan kelompok populis yang menyalahgunakan tafsir demi kepentingan politik. Al-Syakka menegaskan bahwa ijtihad harus dilakukan oleh orang yang memiliki ilmu, adab, dan tanggung jawab moral. Namun hasil ijtihad harus terbuka untuk dikaji dan diuji publik — inilah etika ilmiah Islam yang sebenarnya.

Menurutnya, kebekuan umat Islam tidak terletak pada kurangnya teks, tetapi pada ketakutan untuk berpikir. Ketika manusia berhenti berpikir, maka agama kehilangan denyut kehidupan.

Relevansi di Era AI dan Globalisasi

Ijtihad terbuka menjadi sangat penting di tengah dunia yang dikendalikan algoritma. Di masa lalu, manusia bekerja untuk uang; di masa sekarang, manusia bekerja untuk algoritma — bahkan tanpa sadar. Karena itu, Islam membutuhkan bentuk ijtihad baru: ijtihad yang menempatkan manusia kembali sebagai subjek moral di tengah sistem yang serba otomatis.

Pemikiran al-Syakka memberi kerangka bagi hal ini: ijtihad harus mampu menafsirkan ulang etika Islam di tengah perubahan sosial dan teknologi. Ia tidak berhenti pada hukum formal, tetapi masuk ke wilayah kesadaran: bagaimana menjaga kemanusiaan agar tidak larut dalam mesin.

Kesimpulan

Konsep ijtihad terbuka yang ditawarkan Dr. Mustafa al-Syakka bukan sekadar pembaruan hukum, melainkan gerakan spiritual dan intelektual. Ia ingin mengembalikan Islam kepada semangatnya yang paling awal: rasional, terbuka, dan menyatukan. Ijtihad terbuka berarti memberi ruang bagi akal untuk hidup bersama wahyu, agar Islam tetap kontekstual tanpa kehilangan prinsip.

Dalam dunia yang berubah cepat, pesan al-Syakka semakin terasa mendesak. Islam tidak butuh ideologi baru, tetapi keberanian untuk menyalakan kembali akal lama dengan cahaya yang baru. Ketika umat Islam berani berpikir, maka peradaban Islam akan hidup kembali — bukan sebagai kenangan sejarah, tetapi sebagai kekuatan masa depan.

“Semakin canggih mesin kita, semakin terlihat betapa primitif cara kita memahami diri sendiri.”

COMMENTS

BLOGGER
Nama

adab AI Akademik Jurnal Akhlak Islam Alam Semesta Algoritma Artikel AI Artikel dakwah Artikel Film Artikel Hikmah Artikel Islami Menarik Artikel Musik Artikel Reflektif Cerita Renungan Inspiratif Contact ME Ekonomi Islam Exchange Dofollow Links Falsafah Kehidupan Filosofi Kang Robby Filsafat Islam Filsafat Robby Fiqih Ibadah hukum Islam Humor Sufi Ideologi Keberagaman Islam Nusantara Jurnal Akademik Jurnal Dakwah Kajian Hadist Kajian Hadist Modern Kajian Islam Modern Kajian Sufistik Kang Robby Kang Robby 2025 Kata Mutiara Islam Kata-Kata Hikmah Kitab Klasik Mistik Islam Moralitas Neurosains Pemikiran Iqbal Pemikiran Islam Pengembangan Diri Peradaban Puisi Cinta Terbaru Puisi Inspiratif Puisi Islami Inspiratif Puisi Religi Realitas Pesantren Revolusi Kesadaran Santri Modern spiritualitas Tasawuf Ulama Klasik Zikir Modern
false
ltr
item
Blog Kang Robby: Ijtihad Terbuka dalam Pandangan Dr. Mustafa al-Syakka
Ijtihad Terbuka dalam Pandangan Dr. Mustafa al-Syakka
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhI6uTEALkYFohaFoq9u6GTinilypJ-mnUSEQPL2SwKLuea9g8lUPG-fnInpJBgHXCOSlh3ciysvuoZY471fOu1E6u82yZyB1feUARVzGKvcJs33I4U2XPVO5xH8pMsyItivIbS2nM-DcePGEZx7E_-mJXf_fL2ESfXQt1A8W4-78YqZTY4KO4sV8-kivpH
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhI6uTEALkYFohaFoq9u6GTinilypJ-mnUSEQPL2SwKLuea9g8lUPG-fnInpJBgHXCOSlh3ciysvuoZY471fOu1E6u82yZyB1feUARVzGKvcJs33I4U2XPVO5xH8pMsyItivIbS2nM-DcePGEZx7E_-mJXf_fL2ESfXQt1A8W4-78YqZTY4KO4sV8-kivpH=s72-c
Blog Kang Robby
https://robbie-alca.blogspot.com/2025/11/ijtihad-terbuka-dalam-pandangan-dr.html
https://robbie-alca.blogspot.com/
https://robbie-alca.blogspot.com/
https://robbie-alca.blogspot.com/2025/11/ijtihad-terbuka-dalam-pandangan-dr.html
true
3328551387479627982
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy