Blog Kang Robby - Jika kita melihat bagaimana keadaan Politik Islam sepeninggalan Rasullulah, maka kita akan menyadari betapa ketidak setabi...
Blog Kang Robby - Jika kita melihat bagaimana keadaan Politik Islam sepeninggalan Rasullulah, maka kita akan menyadari betapa ketidak setabilan Politik pada masa itu menimbulkan kontroversi dalam kehidupan sosial yang tak kunjung habis-habisnya.
Kontroversi tersebut tidak lain dan tidak bukan karna pengaruh Politik yang kadang kala menjadikan seorang manusia lupa akan saudaranya, menjadikan seseorang
lupa akan kemanakah dirinya kembali, dan menjadikan seorang Ulama lupa akan nasehat-nasehatnya sendiri.
Setelah kekhalifaan Islam berada di tangan Bani Ummayah, berbagai kezaliman kerap terjadi didalam kehidupan masyarakat pada masa itu, maka tak heran jika kalangan Bani Abbas pada masa itu banyak di asingkan oleh pejabat-pejabat besar bani Ummayah di pelosok-pelosok desa, agar mereka tidak membangun kekuatan untuk melengserkan kepimimpinan Bani Ummayah saat itu.
Sangat ironis sekali bukan, jika hanya karna politik persaudaraan di kesampingkan, kebersamaan di jadikan kambing hitam, keutuhan syariat islam dijadikan sarana untuk meraup kekuasaan. Tidakkah saudara mengetahui bahwa keberadaan mazhab-mazhab yang berbeda muncul akibat dari politik. Khususnya mazhab-Mazhab seputar aqidah. karna itu, jika bencana orang berilmu itu lupa maka bencana seorang Ulama itu adalah rakus akan kuasa, dan begitupula bencana seorang pemimpin adalah kelemahan siasat politik.
Keberadaan Islam sebagai agama universal bukan berarti mewajibkan setiap pemeluknya berpolitik ria, yang saya maksud disini adalah, Dunia Politik bukan Dunia Ulama karna Ulama adalah panutan umat yang jauh dari kemelut politik. Jika seorang ulama rakus akan kuasa, maka itu adalah awal dari bencana yang menghancurkan hidup mereka. Mari kita melihat segala sesuatu dengan apa adanya, pada zaman Rasullulah tiada seorang pun dengan semangat mengatakan pilihlah aku karna aku akan membuat kemajuan yang tidak pernah ada sebelumnya, dan pada masa itu pula tiada orang yang haus menjadi penguasa, karna itu istilah rakus terhadap kekuasaan tidakkan pernah ada pada zaman Rasullulah.
Semoga artikel singkat ini membuka mata hati kita untuk lebih memaknai apa itu politik Islam dalam kehidupan, untuk mewujudkan kemurnian Syariat Islam tidak hanya dengan berkecimpung dalam Dunia Politik dan menjauhkan diri dari intraksi kepada masyarakat umum. Akan tetapi keikhlasan penuh untuk membuat perubahan yang baik didalam kehidupan masyarakat lebih utama dibanding berpolitik ria atas nama Kekuasaan. Pendidikan Islam secara menyeluruh lebih baik dibanding tarbiyah islam yang berpecah belah. Jangan berfikir bahwa kita lebih baik dari orang lain maka fikirkanlah bagaimana kita mampu mewujudkan kebersamaan global yang mengarah kepada kegemilangan universal.
Dengan menyatukan Visi dan Misi bersama, iaitu membangun peradaban baru di dunia yang mengedepankan perdamaian, menolak perpecahan, menghargai pendapat orang lain, menghilangkan buruk sangka, dan mengatakan sesuatu apa adanya. Semoga akan lahir generasi-generasi yang mampu membawa dunia ini berada pada kedamaian universal karna kedamaian bukan suatu hal yang nisbi.
Kontroversi tersebut tidak lain dan tidak bukan karna pengaruh Politik yang kadang kala menjadikan seorang manusia lupa akan saudaranya, menjadikan seseorang
lupa akan kemanakah dirinya kembali, dan menjadikan seorang Ulama lupa akan nasehat-nasehatnya sendiri.
Setelah kekhalifaan Islam berada di tangan Bani Ummayah, berbagai kezaliman kerap terjadi didalam kehidupan masyarakat pada masa itu, maka tak heran jika kalangan Bani Abbas pada masa itu banyak di asingkan oleh pejabat-pejabat besar bani Ummayah di pelosok-pelosok desa, agar mereka tidak membangun kekuatan untuk melengserkan kepimimpinan Bani Ummayah saat itu.
Sangat ironis sekali bukan, jika hanya karna politik persaudaraan di kesampingkan, kebersamaan di jadikan kambing hitam, keutuhan syariat islam dijadikan sarana untuk meraup kekuasaan. Tidakkah saudara mengetahui bahwa keberadaan mazhab-mazhab yang berbeda muncul akibat dari politik. Khususnya mazhab-Mazhab seputar aqidah. karna itu, jika bencana orang berilmu itu lupa maka bencana seorang Ulama itu adalah rakus akan kuasa, dan begitupula bencana seorang pemimpin adalah kelemahan siasat politik.
Keberadaan Islam sebagai agama universal bukan berarti mewajibkan setiap pemeluknya berpolitik ria, yang saya maksud disini adalah, Dunia Politik bukan Dunia Ulama karna Ulama adalah panutan umat yang jauh dari kemelut politik. Jika seorang ulama rakus akan kuasa, maka itu adalah awal dari bencana yang menghancurkan hidup mereka. Mari kita melihat segala sesuatu dengan apa adanya, pada zaman Rasullulah tiada seorang pun dengan semangat mengatakan pilihlah aku karna aku akan membuat kemajuan yang tidak pernah ada sebelumnya, dan pada masa itu pula tiada orang yang haus menjadi penguasa, karna itu istilah rakus terhadap kekuasaan tidakkan pernah ada pada zaman Rasullulah.
Semoga artikel singkat ini membuka mata hati kita untuk lebih memaknai apa itu politik Islam dalam kehidupan, untuk mewujudkan kemurnian Syariat Islam tidak hanya dengan berkecimpung dalam Dunia Politik dan menjauhkan diri dari intraksi kepada masyarakat umum. Akan tetapi keikhlasan penuh untuk membuat perubahan yang baik didalam kehidupan masyarakat lebih utama dibanding berpolitik ria atas nama Kekuasaan. Pendidikan Islam secara menyeluruh lebih baik dibanding tarbiyah islam yang berpecah belah. Jangan berfikir bahwa kita lebih baik dari orang lain maka fikirkanlah bagaimana kita mampu mewujudkan kebersamaan global yang mengarah kepada kegemilangan universal.
Dengan menyatukan Visi dan Misi bersama, iaitu membangun peradaban baru di dunia yang mengedepankan perdamaian, menolak perpecahan, menghargai pendapat orang lain, menghilangkan buruk sangka, dan mengatakan sesuatu apa adanya. Semoga akan lahir generasi-generasi yang mampu membawa dunia ini berada pada kedamaian universal karna kedamaian bukan suatu hal yang nisbi.