Sahabat @Blog Kang Robby Postingan kali ini bercerita tentang Kisah seekor anak Elang. Pada zaman dahulu kala disebuah desa dile...
Sahabat @Blog Kang Robby Postingan kali ini bercerita
tentang Kisah seekor anak Elang.
Pada zaman dahulu kala disebuah desa dilereng bukit
hiduplah seorang petani yang bernama Ahmad.
Ahmad mempunyai sebidang sawah yang cukup luas,
yang sedang ditanami padi. Setiap hari-harinya
si ahmad selalu pergi pagi dan pulang pada sore hari
itu karna ia sangat giat dalam merawat padi-padinya.
Selain bertani Pak ahmad juga sangat hobi
memelihara beberapa hewan peliharaan,
ada beberapa hewan peliharaan seperti ayam,
kambing dan sapi.
Adapun Ayam pak ahmad sudah mencapai
puluhan ekor jumblahnya , ada yang kecil,
besar, ada yang bertelur dan ada juga
yang sedang mengeram.
Kambingnya baru beranak,
sedang sapinya berjumlah 5 ekor.
Di sore hari yang agak hujan pak Ahmad
berjalan cepat penuh hati-hati, tidak disangka
pak ahmad menemukan sebutir telur dipematang sawah
yang biasa ia lalui.
Pak Ahmad heran dengan Telur
yang baru ia dapatkan itu dia pun
diamatinyalah telur tersebut sambil bertanya
dalam hati
“Telur apa ini, ya?
Kok bentuk dan ukurannya agak beda ya
dengan telur ayam dirumah saya?
Punya siapa?” ah klo begitu ane peliharalah
sama telur2 ayam biasa.
biar hewan peliharaanku tambah banyak?”
Sesampainya dirumah Pak Ahmad
menaruh telur tersebut ditempat
peliharaan ayamnya agar bisa dierami
oleh seekor induk ayam.
Setelah 21 hari mengerami,
akhirnya semua telur-telur
yang dierami menetas.
Termasuk telur yang ditemukan
Pak Ahmad di sawah tadi.
Setelah sekian waktu hidup dalam asuhan induk ayam,
mulailah nampak perbedaan antara anak ayam
dengan anak dari telur yang ditemukan di sawah.
Ternyata telor yang ditemukan Pak Ahmad
adalah telur burung elang.
Maka anaknya namanya anak elang.
Sang induk ayam memperlakukan anak-anaknya
sama semua. Bagaimana cara mencari makan,
berlari-lari dll semuanya serba mengikuti ayam.
Termasuk anak elang tersebut berpolah tingkah
sebagaimana yang dia lihat dari induk maupun
dari sesama saudaranya.
Bisa dikatakan mental anak Elang tadi seperti ayam.
Pada suatu hari, datanglah bayangan terlihat terbang
memutar-mutar disekitar induk dan anak-anak
ayam tersebut. Sang induk dengan paniknya berteriak
mengumpulkan anak-anak ayam untuk memberi perlindungan.
Anak elang melihat kejadian tersebut,
melihat ada hewan yang bisa terbang berputar
kemana-mana kemudian dia berpikir
”Alangkah enaknya dia bisa terbang kemana-mana,
andai aku bisa seperti dia” sungguh bodohnya si anak elang tadi.
Ia juga sebenarnya bisa terbang, tapi ia tidak mengatahui
potensi yang ada dalam dirinya itu.
Bahkan ketika anak elang tersebut menjadi dewasa,
dan kemudian ia menjadi tua dan pada akhirnya mati
dalam kondisi yang tidak berubah masih seperti ayam.
Tidak bisa terbang dan mencari makan disamping2 rumah.
Sahabat.
Dari kisah singakat tentang Seekor elang ,
dapat kita pahami bahwa Kadang kita
tidak menyadari bahwa kita sesungguhnya
punya kemampuan yang luar biasa,
sesungguhnya kita dapat menjadi orang
yang bukan seperti anak elang tadi
yang belum sempat mengetahui potensi dirinya.
karena itu janganlah kita mempunyai pikiran seperti Anak elang itu.
Kita berpikir bahwa kita ya, hanya seekor ayam,
padahal sesungguhnya kita adalah elang.
dan kadang kala Pola pikir seperti itu terjadi
akibat lingkungan yang membentuk dan menjadikan kita
seperti itu.
Kita bukan ayam dan juga bukan elang,
dan kita adalah manusia yang dikaruniai akal.
Dengan akal, kita mampu berpikir dan bertindak
untuk meraih apapapun untuk kesuksesan hidup kita.
Sekianlah cerita Hikmah dan motivasi
yang mudah mudahan dapat kita ambil hikmahnya,
Thanks buat sobat-sobat yang membaca,
semoga tetap semangat mengarungi hidup yang kita jalani.
Kang Robby