Ketulusan Hati Seorang Ayah

Ada sebuah cerita renungan inspiratif tentang seorang anak yang mempunya ayah seorang Tentara, Ketika si anak duduk di bangku sekolah, ...

Ada sebuah cerita renungan inspiratif
tentang seorang anak yang mempunya ayah
seorang Tentara, Ketika si anak duduk
di bangku sekolah, Dia ingin sekali
dibelikan mainan seperti kawan-kawan seusianya
tapi keinginannya tidak pernah terpenuhi
setiap kali si anak meminta mainan
sang ayah hanya berkata Sabar ya nak,
nanti ayah belikan, berdoa saja ya kpda Allah SWT”.


Si anak sudah berkali-kali mendengar kalimat itu
dari ayahnya, Ia bingung apakah itu janji
yang akan ditepati beliau, atau hanya sebuah nasehat

Si anak pun yakin kalau ayahnya masih punya uang
karena selama ini beliau tidak pernah mengeluh sedikitpun
lantas Si anak berfikir mengapa oh mengapa?
ayah tak membelikan mainan untukku

Si anak mengerti bahwa untuk menagih janji
ayahnya itu sangat sulit karena terhalang
oleh jadwal ayahnya yang sering bertugas
dan berbualan-bulan meninggalkan rumah
sering kali sang ayah berada dihutan berhari-hari
atau bahkan berbulan-bulan.


Hanya Ibu si anak yang akhirnya memberikan pengalihan pikiran
terhadap apa yang diinginkannya, mendengar nasehat ibu
sang anak akhirnya menyadari betapa ayahnya selalu berusaha
untuk memberi yang terbaik buat anak-anaknya
Si anak mulai berfikir dan memohon kepada Allah
agar ayahnya bisa kembali kerumah
dengan selamat dan sehal walafiat

Sering kali si anak melihat ayahnya
membawa ransel hijau penuh dengan segala perlengkapan,
satu tas coklat seperti sangsak tinju Si anak sangat penasaran
karena tak tahu apa isinya dan kilatan senjata laras panjang
seolah menghapus pikirannya untuk mendapatkan mainan
seperti teman-teman seusianya..


Pada suatu hari si anak melihat ayahnya duduk tenang dikursi
depan rumahnya, terbesit dalam pikirannya keinginan untuk membeli bola
maka datanglah anak itu kepada ayahnya dan mengutarakan maksudnya
tapi Lagi lagi ayahnya hanya tersenyum dan mengelus kepalanya
sambil mengucap kata yang sama
Sabarya nak dan Berdoalah!”.

Tak sampai 7 hari si anak mengutarakan permintaannya,
Si ayah kembali pergi dari rumah dengan ransel hijau ,
tas coklat dan senjata laras panjangnya.
si anak hanya bisa berdoa agar ayahnya kembali kerumah
dengan selamat dan sehat walafiat.


Keinginan demi keinginan akhirnya harus pergi
seiring rutinitas kepergian ayahnya yang tak menentu.
Keinginan akan semua itu telah berubah menjadi
sebentuk harapan agar sang ayah pulang dengan selamat,
membawa serta kembali nafas dalam tubuhnya

Suatu hari di sore yang terang setelah satu hari
sang ayah kembali dari tugas, Sang Ayah bertanya
kepada si anak apakah dia sudah berdoa kepada ALlah
agar mendapatkan apa yang Ia inginkan,
si anak cuma menggelengkan kepala
dan berkata " aku hanya berdoa agar ayah kembali kerumah dengan selamat".

Tampak mata Si ayah sore itu berkaca kaca
dan ia menatap si anak begitu tajamnya.
Sore itu juga sang ayah mengajak anaknya ke toko grosir
untuk mendapatkan beberapa barang
seperti jamu,obat-obatan,
batu battery,odol,sabun,minyak angin
dan banyak macam lainnya
hingga penuh tas itu dengan berbagai
macam barang yang dibelinya.

“Untuk apa ayah?” Si anak bertanya.
Dan ia menjawab dengan sigap dan penuh senyum.

“Untuk persiapan kalau ayah berangkat tugas lagi,
ayah akan jual di tempat tugas dan uangnya
bisa membeli mainan yang kamu dan adikmu minta,
selebihnya buat ibu!” jawab ayah.

Si anak baru menyadari kalu selama ini
yang ada ditas coklat mirip sangsak tinju
yang selalu ayah gendong ketika berangkat tugas
bersama ransel hijau serta senjatanya
adalah bagian dari nalurinya untuk memberikan tambahan
bagi kelurganya untuk sedikit rejeki selain dari gaji
ayah yang tak seberapa. Konsumen ayah
adalah kawan-kawannya sendiri
yang tak mungkin mendapatkan warung
ditengah hutan untuk memperoleh barang-barang
yang sepele namun sangat berguna disana.

Tak lama ketika tas coklat telah penuh,
sang ayah menggamit lengan anaknya menuju sebuah Toko
dan semua mainan yang waktu itu diinginkannya

sang ayah dengan tubuh yang sebetulnya mulai menua
menngendong tas coklat mirip sangsak dibahu kanannya
sambil membayar semua mainan dengan tumpukan uang
lusuh merah dan biru. Uang dari para tentara
yang terendam kadang dikubangan lumpur,
pematang sawah serta tampias hujan dalam tenda-tenda.


Sahabatku
Hidup itu sangat bergantung
pada apa yang kita pikirkan.
Semakin kuat kita memikirkan sesuatu
maka semakin kuat juga kecenderungan apa
yang ada dipikiran itu akan menjadi kenyataan.

Cerita ini mengajarkan kita semua bahwa Gaji
adalah sebagian yang sangat kecil dari rejeki
yang diberikan Tuhan. Walaupun Sang ayah seorang tentara
Ia tak punya rekening gendut atau menakuti rakyat
dengan bedil dan seramnya seragam miliknya
untuk menambah uang sakunya
.

Sang Ayah mengajarkan kita tentang sebuah kejujuran
dan tanggung jawab untuk membahagiakan keluarganya
bahkan Sang ayah hanya memiliki tas coklat gendut
dengan segala macam isi yang memanfaatkan selisih harga beli
dan harga jual tidak lebih dan itu yang bisa membuat keluarganya
meloloskan diri dari sebagian kesulitan yang dihadapinya


Sahabatku..
Ketulusan Hati seorang ayah
dibelahan dunia manapun sama
walaupun  Peluh, keringat, jauhnya jarak,
bahkan nyawa kerap tak bisa dihindari
bagi seorang ayah pelindung keluarga.
kadang terselip air mata bila mengingat

apa yang diminta oleh anak anaknya
tak mampu dipenuhi saat itu juga,
dalam kesulitan mendapatkanya
hampir semua pria membenamkan permintaan itu
sebagai sebuah energi yang tersimpan dan menjadikanya
sebagai pemicu dan pelecut semangatnya
untuk kemudian dipergunakan sebagai tenaga tambahan.

Seorang ayah memang tak akan pernah sempurna
di hadapan anak anak dan istrinya,
namun justru ketidak sempurnaan itulah
yang menjadi jaminan ia akan melindungi anak
dan istrinya untuk mencapai sebuah kesempurnaan.

Terima kasih kepada para ayah
yang telah memberikan pelajaran
bagi kita semua tentang arti berjuang
untuk kehidupan.

Pria yang tak meluangkan waktu untuk keluarga
bukanlah pria sejati. -Don Corleone - The Godfather.

Semoga cerita ini bermanfaaat buat kita semua
dan bisa menginspirasi sahabat@cerita renungan inspiratif
yang Top Markotop..

Kang Robby

COMMENTS

BLOGGER: 6
Loading...
Nama

Akhlak Islam Artikel Hikmah Artikel Islami Menarik Cerita Renungan Inspiratif Contact ME Exchange Dofollow Links Falsafah Kehidupan Filosofi Kang Robby Ideologi Keberagaman Kajian Islam Modern Kang Robby Kata Mutiara Islam Kata-Kata Hikmah Kitab Klasik Pengembangan Diri Puisi Cinta Terbaru Puisi Inspiratif Puisi Islami Inspiratif Puisi Religi Ulama Klasik
false
ltr
item
Blog Kang Robby: Ketulusan Hati Seorang Ayah
Ketulusan Hati Seorang Ayah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6yQHYlf55vJZJQwGaGs254oeQEUU8OSQRwcVxbzOZUKd1tIDlHRzujbz22DhixDhZ4UcW_C8qhGqWazncfScOGKUCX-6l02LfpXSIbUl1b9abse_XNRryGLpIv1KnbvQT5sZg_oF8VJc/s200/ayah.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6yQHYlf55vJZJQwGaGs254oeQEUU8OSQRwcVxbzOZUKd1tIDlHRzujbz22DhixDhZ4UcW_C8qhGqWazncfScOGKUCX-6l02LfpXSIbUl1b9abse_XNRryGLpIv1KnbvQT5sZg_oF8VJc/s72-c/ayah.jpg
Blog Kang Robby
http://robbie-alca.blogspot.com/2012/02/ketulusan-hati-seorang-ayah.html
http://robbie-alca.blogspot.com/
http://robbie-alca.blogspot.com/
http://robbie-alca.blogspot.com/2012/02/ketulusan-hati-seorang-ayah.html
true
3328551387479627982
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy