Ada sebuah kisah menarik yang Insya Allah bisa kita ambil hikmahnya, cerita ini bermula dari Seorang murid yang setia dalam menempuh ja...
bisa kita ambil hikmahnya, cerita ini
bermula dari Seorang murid yang setia
dalam menempuh jalan menuntut ilmu
setelah sekian lama Si murid berjuang
demi mencapai tingkat akademik yg lebih tinggi
tiba akhirnya sang Guru memberikan ujian terakhir
yang jika Si Murid bisa menjawab pertanyaan
yang akan diberikannya dia akan dinyatakan
lulus dan harus pergi untuk mengamalkan
segala ilmu yang telah dimilikinya
Sang Guru yang tampak arif dan bijaksana
bertanya kepada murid kesayangannya
" Muridku, hari ini aku akan memberimu
satu pertanyaan dan aku berharap kamu
bisa menjawabnhya dengan tepat" kata Sang Guru
"Baik Guru, apa pertanyaannya?"
"Kamu akan Aku beri waktu selama 3 hari
untuk mencari makhluk yang dalam pandanganmu
sangat buruk".
Dengan penuh percaya diri Si murid pun pergi
meninggalkan gurunya untuk merenung dan mencari
jawaban yang diberikan oleh Sang guru tadi
Pada hari pertama, Si Murid bertemu
dengan orang yang gemar berjudi,
mabuk mabukan yang hampir setiap hari
tidak pernah bermunajat kepada Illahi
maka terbesitlah dalam hatinya,
" Mungkin orang ini lebih buruk dari aku
karena dia termasuk ahli maksiat
sedangkan aku tergolong ahli ibadat".
maka pulanglah si murid ke rumahnya
sampai di rumah dia berfikir, apakah
benar dia lebih baik dari penjudi
dan pemabuk yang dijumpainya tadi?
lantas si murid menyadari, bahwa manusia
bukan Robot yang bisa diprogram dengan
satu tingkah laku dan tidak pernah bisa berubah
tetapi manusia adalah makhluk yang dikaruniai
akal dan fikiran dan di beri kesempatan
utuk bertobat kepada tuhan yang maha kuasa
maka, si murid pun menyimpulkan bahwa Dia
tidak lebih baik dari pemabuk dan penjudi itu
selagi masih menjalani hidup didunia yang penuh
dengan cobaan ini, karena boleh jadi seorang
yang larut dalam dosa2 yang melimpah
lantas Ia bertaubat dan mengakhiri hidupnya
dengan akhir yang indah lagi sempurna
akan lebih baik dari seorang ahli ibadah
yang tidak pernah ikhlas dalam menjalankan
ketaatan kepada tuhan penguasa kehidupan
Pada hari kedua, Si murid jalan keluar rumah
dan menjumpai seekor anjing jelek lagi buruk rupa
dan juga berpenyakitan, Si murid bergumam,
mungkin anjing inilah makhluk yang lebih buruk
dari aku di dunia ini, dengan semangat si murid
yang merasa mempunyai jawaban untuk pertanyaan gurunya
pulang kerumahnya
Sesampainya dirumah, si murid mulai merenung kembali,
"Seekor anjing walaupun buruk rupa dan berpenyakitan
dia tidak lebih buruk dari aku, karena ketika hari
kebangkitan telah tiba Seekor anjing tidak akan
dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT
sedangkan aku akan dimintai pertanggung jawaban
yang jika aku tidak bisa bertanggung jawab
atas apa yang aku lakukan di dunia
maka hancur dan habislah diriku
Begitu pula..
Jika pada waktunya nanti aku diberi buku
melalui tangan kanan maka, beruntunglah aku
tetapi jiku diberi buku dari belakang
maka celakalah diriku.
"Sungguh, Aku tidak lebih baik dari anjing itu.
Pada Hari ketiga akhirnya Si Murid menghadap Sang Guru.
maka bertanyalah Sang guru,"Sudahkah kamu menemukan jawaban
dari pertanyaanku muridku?"
"Sudah guru", Jawab Si Murid. "
Ternyata makhluk yang paling buruk
adalah saya guru". Sang Guru mengangguk & tersenyum,
"Kamu telah berhasil muridku, kamu Lulus".
Sahabat..
Mari kita ambil hikmah
dari cerita singkat ini
sungguh, tidak ada manusia
yang sempurna didunia ini
seseorang tidak berhak
menganggap dirinya paling suci
dan paling beriman dari orang lain,
karena hanya Tuhanlah
yang bisa menilai
keikhlasan iman seorang hamba..
Sering kali kesombongan
yang ada dalam diri seorang
yang mengaku beriman
menghancurkan dirinya sendiri
dengan berkurangnya
kualitas keikhlasan
beribadah kepada Allah SWT
Maka, selama kita masih
sama-sama menjalani hidup didunia
Mulailah belajar berfikir positif
kepada setiap orang karena kita
sama-sama keturunan Adam
dan adam tercipta dari Tanah
dan akan kembali menjadi Tanah
sebelum dikumpulkan
dipadang mahsyar nantinya
Semoga tidak ada sedikitpun
kesombongan di dalam diri kita
mari kita contoh Nabi Muhammad SAW
yang jika Rasul kita ingin Allah menghancurkan
orang-orang kafir yang menyakitinya,
Pasti mereka sudah diluluhlantakkan hingga
rata oleh tanah, karena Doanya
pasti dikabulkan Allah SWT
Tetapi sifat nabi tidaklah demikian
beliau selalu berfikir positif terhadap umatnya
itu semua karena kebanyakan dari mereka
kaum yg belum mengerti dan juga belum mengetahui"
Nabi Muhammad juga tidak menyombongkan
derajat yang dimilikinya untuk menghancurkan
orang lain akan tetapi semua yang dilakukannya
murni hanya untuk kemaslahatan umat-umatnya
Semoga bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya^^
Kang Robby