Agama hadir untuk memberikan kebaikan kepada umat manusia. Tidak ada agama yang mengajarkan kejahatan atasnama apapun. pembunuhan, pem...
Agama hadir untuk memberikan kebaikan kepada umat manusia.
Tidak ada agama yang mengajarkan kejahatan atasnama apapun.
pembunuhan, pembantaian dan kerusakan yang dilakukan oleh
sekelompok orang beragama tidak bisa diidentikkan dengan Agama mereka.
mengapa? karena mereka adalah bagian dari orang-orang yang semangat emosionalnya
melampaui batas akal sehatnya. Ini sebenarnya yang menjadi pemicu terjadinya
konflik di negara-negara yang masih mengalami gejolak dan perang antar golongan.
Kita tidak bisa menjamin setiap orang yang beragama adalah orang baik. Kadang nilai moral
yang ada dalam agama seperti keadilan, kejujuran, kebersamaan diabaikan dan mudah ditinggalkan,
sementara semangat emosional dari ajaran agama dibela mati-matian . Orang-orang seperti ini
akan sangat mudah terpancing emosinya jika ada orang yang mengusik kesakralan agamanya.
Kita ambil contoh, seorang akan dituduh sebagai penista agama oleh sekelompok orang setelah mengatakan, " jangan mau dibohongi pakai al-maidah ayat 51 ". Padahal orang yang bersangkutan sudah terang-terangan mengatakan bahwa tidak ada niat sedikitpun untuk menista ajaran tertentu. Tidak semua orang yang berafiliasi dengan agama itu akan marah, jengkel dan mengutuk. Mereka adalah kalangan cendikiawan muslim, kalangan intelektual dan masyarakat awam yang ingin agar agamanya dibela dengan kesantunan dan akhlak yang mulia, tidak dengan sumpah serapah, kata-kata kotor dan pemaksaan kehendak.
Agama Islam, selain menjadikan doktrin Tauhid sebagai acuan untuk mengetahui keimanan para pemeluknya,
ada sisi lain dari ajaran agama ini yang sangat peduli dengan nilai moral dan keadilan universal. Bahkan dalam suatu riwayat Nabi Muhammad SAW bersabda, " Agama Adalah Nasehat ". Jadi, jika kita beragama tanpa peduli dengan nasehat orang lain, bisa dipastikan kita belum mampu untuk memegang teguh ajaran agama yang kita anut. Nabi Muhammad juga pernah bersabda, " Sesuangguhnya saya diutus untuk menyempurnakan Akhlak".
Flasback kehidupan masyarakat arab di jaman jahiliah, berbagai bentuk kerusakan terjadi dalam masyarakat tersebut. Dimulai dari fanatisme kesukuan, praktek perbudakan dan diskriminasi gender. Karena itu, diutusnya Muhammad SAW bagi bangsa arab adalah berkah bagi kehidupan sosial dan awal dari terwujudnya peradaban islam yang cemerlang dikemudian hari. Berdasarkan dua hadist diatas, sudah semestinya setiap individu muslim harus lebih dewasa dalam menyikapi segala dinamika yang terjadi dalam masyarakat. Bernalar yang benar adalah pondasi awal untuk membentuk pribadi yang teduh, tidak provokatif, dan mau mengakui setiap kesalahan yang dilakukan.
Dalam ajaran islam, ada istilah " wasathiyah " istilah ini sering sekali gaungkan oleh kaum islamis
demi membentuk pradigma baru terhadap agama islam. " wasathiyah " bisa diartikan keseimbangan,
" the sense of justice " atau rasa keadilan. Artinya menjadi muslim harus mempunyai identitas dan harga diri
yang dibingkai dengan shariah. Jika seorang muslim memiliki identitas keislaman, dia akan terus konsisten
dengan setiap ajaran-ajaran Islam yang dianutnya. Islam mengajarkan Keadilan, kejujuran, keseimbangan
dan menjaga ekosistem bumi tempat kita hidup. Inilah yang semestinya harus diamalkan setiap individu muslim.
Tetapi, umat islam saat ini masih banyak yang belum sadar bahwa Islam tidak hanya agama dengan segudang praktek ibadah. Islam adalah keadilan universal yang menjadikan kepantasan suatu zaman sebagai suatu kerangka terpenting dalam ajarannya. keadilan tidak hanya dilihat dari sudut pandang orang islam saja. Setiap bangsa berhak melihat keadilan dari sudut pandangnya masing-masing.Karena itu tidak perlu emosional dalam beragama. Boleh jadi apa yang kita anggap benar itu salah bagi orang lain dan merugikan mereka. Setiap produk akal manusia berpotensi untuk salah, berbeda dengan produk wahyu seperti doktrin ibadah, shalat, zakat dan puasa adalah kebenaran yang sifatnya tetap dan mustahil untuk berubah.
Beragama, jangan emosional! karena emosi yang berlebihan dapat menumpulkan akal sehat,
memicu kebencian yang menyayat hati dan merusak suasana jiwa yang sedang bahagia.
Bahkan Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, " assabru fi sadmatil Ula ".
kesabaran itu ada pada hentaman pertama. Intinya apa? jika kita merasa telah dihina
jangan lantas marah. Tapi bersabarlah. Karena kemarahan akan membuat kita kehilangan akal
dan melupakan identitas keislaman kita. Seorang hakim saja tidak boleh memutuskan perkara
saat dia sedang marah. Begitulah Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk mengedepankan akal sehat dari pada sifat amarah yang tidak berguna dalam hidup ini.
Kang Robby