Zaman dan Keangkuhan Manusia

Zaman akan terus berubah selama bumi masih beredar pada porosnya. Dan tidak ada yang bisa menahan laju zaman selain waktu. Jika waktu te...



Zaman akan terus berubah selama bumi masih beredar pada porosnya. Dan tidak ada yang bisa menahan laju zaman selain waktu. Jika waktu telah berakhir, alam semesta akan lenyap dan manusia hanya tinggal sejarah. Memang ada mega proyek eksplorasi planet lain atau wisata angkasa yang digagas Elon Musk, CEO SpaceX dan perusahaan mobil listrik Tesla. Bahkan perusahaan terbaru yang sedang dirintisnya saat ini " neuralink" mengarah kepada posibilitas teknologi yang menyatukan kecerdasan otak manusia dengan kecerdasan buatan komputer. kita juga sering mendengar proyek " upload nyawa " suatu imajinasi terbesar manusia yang diasumsikan mampu memindahkan kesadaran otak ke dalam prangkat komputer. Ini Merupakan gagasan offensif terhadap teknologi robotik "Artificial Intelligence" AI. Robot pintar yang pada fase tertentu sulit dikendalikan dan pada akhirnya akan mengancam keberlangsungan masadepan manusia.

Tapi, terlepas dari semua inovasi-inovasi futuristik ini, setiap permulaan pasti akan ada akhirnya. dan akhir dari alam semesta, planet-planet dan bumi ini adalah kehancuran. Ini merupakan hukum alam yang harus kita terima dengan lapang dada dan tanpa penyesalan. Karena itu, yang perlu kita lakukan adalah memakmurkan bumi dan tidak membuat kerusakan material yang menyebabkan rusaknya ekosistem bumi  dan keseimbangan alam jagad raya ini.

Banjir, tanah longsor dan gempa bumi banyak terjadi akibat ulah tangan manusia yang egois, tidak peduli dengan alam dan merasa ingin menguasai segalanya tanpa memikirkan konsekuensi yang ada.

Interaksi manusia dan zaman sangat erat. Setiap fase zaman memiliki ciri khas manusia dengan karakter yang unik dan berbeda. Manusia pra-sejarah misalnya, sanggup bertahan melawan binatang buas dan alam yang menakutkan. Ada pula manusia modern yang mampu menaklukkan alam dengan teknologi mutakhirnya. Tapi, sangat ironis sekali jika manusia abad ke-21 mempunyai pemikiran layaknya manusia Purba yang belum tersentuh oleh sains, teknologi dan peradaban modern. Bahkan manusia dengan pemikiran akhir zaman "apocalypse orientation" masih terkurung dalam fanatisme kesukuan, tribalisme, rasisme, dendam kesumat dan debat kusir persoalan "furuiyah" agama yang tidak ada habisnya. Bukankah kita manusia telah diciptakan Tuhan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, pria dan wanita semua itu agar kita bisa saling mengenal, hidup rukun, saling menghargai dan menebar kebaikan dalam hidup bermasyarakat.

Gusdur seorang kiai kharismatik di NU pernah mengatakan, " Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan tanya apa agamamu ".

Ini menjadi isyarat bagi kita agar senantiasa aktif berperan dan terlibat dalam berbagai hal yang positif di dalam masyrakat. Jangan pernah merasa berbeda hanya karena memiliki "warisan" atau agama yang berbeda dari agama umat mayoritas di negeri ini.

Untuk meminimalisir paham sektarianisme dan tribalisme harus dengan upaya penyadaran secara searah, dan tepat sasaran. Tempat-tempat ibadah seperti masjid, gereja dan lain sebagainya, yang di bangun dengan tujuan untuk beribadah dan memberi kenyamanan bagi pemeluknya harus steril dari praktik "preaching hate" khotbah kebencian kepada umat yang berbeda secara keyakinan dan ideologi. Apalagi di zaman ini, zaman ketika dunia media sosial menjadi realitas yang harus kita hadapi dengan nalar yang benar. Jangan sampai berita hoax dan teori konspirasi dijadikan tolok ukur "yardstick" dalam menentukan suatu kebenaran. Sehinga kita mengabaikan akal sehat kita sendiri, hanya karena berita hoax yang sarat dengan konspirasi itu memuaskan nafsu dan membahagiakan hidup kita. Memang, teori konspirasi itu bisa memberi ketenangan bagi pengagumnya, karena mereka adalah sekumpulan orang-orang yang malas berpikir.

Menteri Agama RI Lukman Hakim syaifuddin melalui seruannya mengatakan bahwa rumah ibadah, seperti mesjid tidak boleh dijadikan sentral dari politik identitas, pemicu isu SARA, pemecah belah kerukunan antar golongan dan menebar kebencian kepada agama lain. Ini merupakan keputusan yang harus kita apresiasi karena jika tidak, hal-hal krusial seperti ini bisa merusak kerukunan umat beragama dan menjurus kepada sesuatu yang membuat umat berada pada bahaya spiral kebencian yang semakin mengkhawatirkan.kita ambil contoh, Pilgub DKI 2017 yang dimenangkan pasangan Anies-Sandy atas pasangan petahana Basuki-Djarot
memberikan pelajaran yang berarti bagi kita, dimana paham-paham sektarianisme, rasisme dan tribalisme merasuki jiwa umat beragama di Indonesia. Berbagai aksi berjilid-jilid dilakukan sebagai wujud dari politik idenitas berdasarkan atas asumsi-asumsi  golongan tertentu yang ingin menang dalam kontestasi Pilgub DKI 2017. Twitwar, berita hoax dan ceramah bertendensi kebencian atas ras dan agama jadi hidangan biasa sepanjang perhelatan Pilgub DKI.

Ada kaitan yang sangat erat antara zaman dan keangkuhan manusia. Perubahan zaman yang telah terjadi dari dahulu sampai saat ini telah membentuk manusia yang hidup dengan kesombongan. Kisah Firaun misalnya, yang ada dalam kitab suci agama Islam. Firaun telah menganggap dirinya Tuhan yang merasa memiliki legalitas hidup dan mati seseorang dan masih banyak lagi. Padahal, tidak ada yang perlu kita sombongkan dalam hidup ini, apalagi kita sama-sama masih menghamba  kepada Tuhan, seiring berjalannya waktu kematian pasti akan datang menjemput kita.

Jika kematian telah berada di ujung usia, tidak berarti lagi dari mana kita berasal, tapi apa yang telah kita perbuat untuk dunia inilah yang berarti dan dikenang orang lain. Lantas, apa yang harus kita lakukan sebelum akhir dari segalanya terjadi? "Stay Humble" tetaplah sopan, jangan angkuh dan beribadalah sepenuh hati menurut ajaran agama kita masing-masing. Tidak ada ajaran agama yang mengajarkan kejahatan, hanya terkadang manusia sebagai pemeluknya saja yang berlagak menjadi Tuhan dan menghakimi orang yang berbeda cara pandang terhadap hidup ini. Bagi orang yang beriman kebahagiaan adalah ketika meninggalkan dunia ini dalam keadaan jiwa yang tenang dan suci. Jiwa yang dinaungi kasih sayang Tuhannya.

Untuk menggapai rahmat Tuhan, sebagai orang beriman harus menyadari tujuan utama kita diciptakan di muka bumi ini. Kita adalah Khalifah di bumi ini. Yang bertugas memakmurkan, mengembangkan dan melestarikan alam dengan segala potensi yang kita miliki. Akal adalah karunia terbesar Tuhan kepada kita manusia, dengan akal kita bisa meracang masa depan, menciptakan inovasi-inovasi dalam berbagai sektor kehidupan dan mengembangkan teknologi untuk menunjang kemakmuran umat manusia. Disamping itu, Ibadah ritual kita kepada Tuhan juga sangat penting bagi kondisi batin dan spiritual kita, agar tidak galau dan tersesat di dunia material ini.

Saya akan memaparkan dengan terperinci  2 "Core Value" nilai inti yang merupakan indikator keangkuhan manusia. Keangkuhan manusia di dunia ini berawal "age-centrisme" atau upaya narsisme terhadap perkembangan zaman.

Pertama, Paham Fundamentalis-Konservatif Radikal Terhadap Zaman.

Penambahan kata "Radikal" pada indikator kesombongan manusia ini sangat penting sekali. Itu karena Paham radikalisme sendiri tidak bisa dibiarkan untuk berkembang sampai kapanpun. Golongan yang berpaham fundamentalis-konservatif radikal menganggap perkembangan zaman tidak bisa merubah sedikitpun nilai religiusitas yang ada di dalam kitab suci. Perkembangan zaman harus mengikuti "Prophetic Rules" secara textual tanpa melihat konteks zaman diturunkannya Kitab suci. Pemahaman seperti ini akan memicu terjadinya "bias against" atau bias melawan segala nilai-nilai kemanusiaan  yang merupakan produk dari perkembangan zaman.

Adapun dampak dari pemahaman ini bisa kita lihat bersama dengan kemunculan organisasi-organisasi
perusak berpaham terorisme, pembunuh dan penteror atas nama agama. Militansi organisasi ini sangat kuat dan " well Organized" karena doktrin yang dipakai adalah text-text offensif kitab suci yang dipahami secara textual tanpa nalar yang benar. Yang ada dipikiran mereka hanyalah orientasi apokaliptik yang bagi mereka bisa membuat kematian adalah awal dari terbukanya pintu syurga dan perjumpaan dengan 72 bidadari yang cantik jelita. selain itu, kelompok ini juga bisa merasa paling benar dalam segala hal untuk tidak mengatakan "memonopoli kebenaran" dan merusak orang lain dengan cara kotor agar tujuan utama terlaksana. Apapun Tujuan itu akan dilakukan sepenuh hati  tanpa melihat keadaan dan dampak buruknya."Al-gayatu Tubarriru Al-wasilah" Tujuan membebaskan segala sarana yang ada.  Ini adalah filosofi yang tepat untuk menggambarkan jalur pemahaman kaum fundamentalis-konservatif Radikal.

Beberapa contoh pemonopolian kebenaran dari kelompok ini, antara lain:

Pertama, Tendensi atau Kecenderungan berperang melawan segala bentuk ideologi, paham agama yang bertentangan dengan ide-ide sakral dan tujuan mereka. Kadang, kelompok ini meributkan sesuatu yang tidak substansial hanya karena ingin menguasai dan menjajah kelompok lain.
Kedua, Klan ini juga begitu antusias dalam melestarikan kejumudan masalalu. Seperti hasrat mereka dalam menerapkan produk profan contohnya, "Ide kekhilafaan" dan segala bentuk "society policy" di masalalu.
Ketiga, Anti perbedaan terhadap ideologi lain. Komunisme, liberalisme, sosialisme dan seterusnya, tidak akan bisa berbaur dengan kelompok berpaham fundamentalis-konservatif radikal ini. Semua itu tidak lepas dari "ego-centrism" yang sangat kuat tertanam dan terpatri dalam jiwa perjuangan mereka.

Kedua, Paham Progresif-Liberal Radikal.

Ada persamaan antara paham Fundamentalis-konservatif radikal dan paham progresif-liberal radikal. Kedua paham ini sama-sama merasa paling benar dalam segala hal. Perbedaan mereka terletak pada tolok ukur, jika kaum fundamentalis-konservatif radikal melihat text kitab suci sebagai narasi  utama dan melawan segala produk perkembangan zaman, tapi golongan berpaham progresif-liberal  sangat mencurigai kitab suci mereka tapi lebih bersahabat dengan perkembangan zaman dan segala bentuk yang dihasilkan oleh zaman itu sendiri.

Beberapa dampak yang telah nyata dihasilkan dari Ideologi ini, diantaranya:

Pertama, Melihat "fitrah" manusia dengan cara pandang perkembangan zaman tanpa melihat apakah fitrah itu
bertentangan dengan nilai religiusitas dan text-text wahyu. Karena itu, tidak heran jika pemahaman mereka
tentang "fitrah manusia" berbeda dengan pemahaman umum yang berkembang di dalam masyarakat. Ibaratnya,  kelompok ini berani mendobrak nilai-nilai warisan yang berabad-abad telah terpatri di dalam masyarakat khususnya mereka yang memiliki jiwa religiusitas yang tinggi.

Kedua, Adanya anggapan bahwa pengalaman manusia pada zaman sekarang adalah kebenaran yang tak terbantahkan. yang wajib diikuti walaupun pengalaman-pengalaman yang bersifat profan ini bertentangan dengan nilai-nilai universal dari agama langit. Atau dalam bahasa sederhana kelompok ini mengatakan, " zaman tidak pernah salah hanya manusia yang belum bisa keluar dari penghambaan terhadap text kitab suci.

Ketiga, Seperti namanya, pemahaman progresif-Liberal Radikal ini sangat antusias dengan perkembangan zaman. Bahkan zaman bagi mereka lebih superior dibanding text kitab suci, karena kitab suci yang dipahami secara textual ibarat patung yang telah selesai dipahat pada abad ke-7 lalu dipuja-puja, disembah-sembah dan dikultuskan tanpa mengerti mengapa patung itu harus dipuja dan disembah. Karena itu kelompok ini dengan bangga percaya diri dan mendukung sepenuh hati agar ada upaya reintrepertasi terhadap text-text kitab suci secara total. Walaupun pada akhirnya penafsiran ulang terhadap text-text wahyu itu tidak selaras dengan naluri orang beriman dan semangat dalam beragama.

Mari kita ambil contoh; Paham kebebasan yang radikal berpotensi untuk terbuka terhadap gejala-gejala sosial yang berkembang di masyarakat. salahsatunya adalah legalisasi LGBT lesbian, gay, besexsual dan transgander. Memang di Negara seperti Amerika pada zaman ini Kaum LGBT masih mendapat tempat di dalam kehidupan masyarakat. Tapi, akan menjadi masalah jika legalisasi LGBT ini ada di negara mayoritas muslim seperti di Indonesia, selain LGBT ini tidak sesuai dengan nilai religiusitas di masyarakat, juga kaum islamis-tradisionalis tidak ingin ada corak yang berbeda dalam intraksi antar manusia yang masih kental nuansa keagamaannya.

Begitupula dengan praktik prostitusi yang dilegalkan tanpa ada peratuaran-peratuaran yang mengikat. Walaupun pelaku prostitusi memiliki hak kebebasan terhadap dirinya sendiri, tapi tidak lantas Ia harus mendobrak nilai-nilai moral di dalam masyarakat. Apa jadinya suatu peradaban jika praktik prostitusi sudah menjamur sedemikian rupa dikehidupan masyarakat? Sampai-sampai tidak ada sedikitpun upaya untuk mencari nafkah yang baik selain harus menista diri sendiri. Apakah kita ingin generasi bangsa ini akan menjadi lemah hanya karena saat ini kita tidak peduli terhadap penyakit-penyakit sosial di masyarakat? kita tidak harus berfikir sama, tapi marilah kita sama-sama berfikir  demi generasi yang akan kita tinggalkan nanti.

Disamping itu,Tidak bersahabat dengan nasehat kenabian " prophetic wisdom" adalah ciri khas dari penggagas paham progresif-liberal radikal. mereka lebih memilih pandangan-pandangan rasional yang mereka anggap benar dalam setiap permasalahan yang terjadi sepanjang masa.Saya tidak bisa menulis semua contoh-contoh yang merupakan dampak dari pemahaman ini, tapi inilah jalur perang pemikiran yang saya ketahui selama ini.

Setelah saya menganalisis 2 indikator keangkuhan manusia terhadap perkembangan zaman, pada segmentasi akhir dari  tulisan ini saya mengajak kita semua untuk berpikir dalam upaya peyelesaian terhadap masalah ini. Beberapa point penting menurut saya seperti berikut:

Pertama, kita harus kembali kepada fitrah manusia yang utuh tidak tersekat dengan agama, ras, suku dan dari bangsa mana kita berasal. Yang dimaksud kembali kepada fitrah yang utuh disini adalah bagaimana kita sebagai manusia menemukan jati diri kita dan mengetahui gejolak batin yang terjadi di dalam diri kita. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pasti dengan tujuan yang baik. Tidak ada manusia yang lahir ke dunia hanya untuk membuat resah masyarakat, melakukan aksi teror dan menjadi manusia yang tidak berguna. Karena itu sangat penting untuk menjadi diri sendiri "Be Yourself"  walaupun dengan segala keterbatasan yang kita miliki. Jika kita melihat diri kita berbeda secara kultural dengan mayoritas tertentu, bukan berarti ada yang salah dengan diri kita. Tapi itu karena kita belum menemukan jati diri kita yang sebenarnya.

Jika kamu terlahir sebagai pria, jadilah pria terhormat, jika kamu terlahir sebagai wanita jadilah wanita yang bisa menjaga diri dan jika kamu terlahir memiliki kecendrungan yang berbeda dari orang disekitarmu, jangan putus asa, berjuanglah untuk menjadi seseorang yang dihargai dalam masyarakat. Tingkatkan jiwa religiusitasmu dan tunjukkan semangat perjuanganmu.

Kedua, Tidak terperangkap pada istilah-istilah tertentu yang bisa memenjarakan kreatifitas dan memburamkan kebenaran. Mari kita bergerak tanpa batas " Let's move beyond our bounderis" bergerak untuk kemaslahatan umat manusia. Tidak perlu kita harus terikat dengan ideologi dan paham tertentu yang membuat kita kadang merasa paling benar. Cukuplah kita berbuat dengan keikhlasan hati dan kejernihan berpikir agar kita tidak tertipu dan terperdaya oleh kejamnya perkembangan zaman yang kadang memaksa kita untuk mempercayai asumsi-asumsi dan khayalan-khayalan tentang sesuatu yang seolah-olah menjadi kenyataan, padahal semua itu adalah kebohongan dan produk hawa nafsu manusia.

Ketiga, Karena kita hidup di Negara Indonesia, saya melihat Ideologi Pancasila yang mengayomi segala bentuk perbedaan sangat tepat sebagai instrumen untuk proses moderasi sentimen ideologi dan tribalisme di masyarakat. Apapun Ideologinya  jika masih mahu hidup berbagi tempat dengan ideologi lain, tidak anti kebinekaan dan memegang teguh pancasila  sebagai dasar Negara Indonesia, setiap organisasi yang ada di republik ini berhak untuk hidup.  Lain halnya jika suatu paham membentuk organisasi masyarakat dan berupaya untuk melawan pemerintah  dan mengganti ideologi negara.

Seperi kata Bapak Presiden Joko Widodo, " Organisasi yang jelas-jelas bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, kebhinnekaan, kalau saya, tidak bisa dibiarkan. Bahkan PKI, kalau nongol gebuk saja!”.

Keempat, Beragama secara inklusif bukan eksklusif yang mencurigai golongan dan agama lain. Beragama secara inklusif adalah upaya untuk melihat agama yang kita anut melalui kesadaran produktif yang berfokus pada pengembangan spiritual dan sosialisasi pesan kenabian " akhlakul karimah" kepada pemeluknya, berbeda dengan beragama secara eksklusif berfokus keluar seolah-olah agama lain terus berusaha untuk menghancurkan agama kita, sehingga kaum beragama seperti ini merasa agamanya telah ternistakan, kelompoknya terus didholimi dan hanya satu solusi yang tepat menurut mereka, menunjukkan superioritas agama yang dianutnya dengan menyerang secara offensif agama lain. Baik itu serangan melalui debat publik, karya ilmiyah sampai ceramah di rumah ibadah.

Kelima, Memposisikan hikmah dan paham tawassut dan wasatiyah "moderation" sebagai "Core Value"
dan narasi utama dalam menyelesaikan kompleksitas permasalahan zaman agar kita tidak tertipu oleh pengaruh negatif dari perkembangan zaman. Orang yang terlena perkembangan zaman pasti memiliki sifat egois "ego-centrism" yang menganggap apa yang benar menurutku adalah kebenaran. Atau inilah "Narcisme"
penyakit yang tidak bisa disembuhkan selain dengan kesadaran diri sendiri.


Robby Andoyo

COMMENTS

BLOGGER
Nama

Akhlak Islam Artikel Hikmah Artikel Islami Menarik Cerita Renungan Inspiratif Contact ME Exchange Dofollow Links Falsafah Kehidupan Filosofi Kang Robby Ideologi Keberagaman Kajian Islam Modern Kang Robby Kata Mutiara Islam Kata-Kata Hikmah Kitab Klasik Pengembangan Diri Puisi Cinta Terbaru Puisi Inspiratif Puisi Islami Inspiratif Puisi Religi Ulama Klasik
false
ltr
item
Blog Kang Robby: Zaman dan Keangkuhan Manusia
Zaman dan Keangkuhan Manusia
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0Mk0yAo-qsK1sdP4w0cVdenR4D5QNArnIQOgEXKTZnddgfRKILl-8iBYcOMAz1l8nczPXBUwkRDjqgpdL4S7eJFB535UYztoprKJ8MxpVwC1DWHbOqgf6jX4WbD-uAQ01DPEwG_Fq-nU/s320/space.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0Mk0yAo-qsK1sdP4w0cVdenR4D5QNArnIQOgEXKTZnddgfRKILl-8iBYcOMAz1l8nczPXBUwkRDjqgpdL4S7eJFB535UYztoprKJ8MxpVwC1DWHbOqgf6jX4WbD-uAQ01DPEwG_Fq-nU/s72-c/space.jpg
Blog Kang Robby
http://robbie-alca.blogspot.com/2017/05/zaman-dan-keangkuhan-manusia.html
http://robbie-alca.blogspot.com/
http://robbie-alca.blogspot.com/
http://robbie-alca.blogspot.com/2017/05/zaman-dan-keangkuhan-manusia.html
true
3328551387479627982
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy