Islam adalah agama yang memperhatikan hubungan personal seseorang terhadap masyarakat dan orang-orang yang hidup disekitarnya. Di dalam...
Islam adalah agama yang memperhatikan hubungan personal seseorang terhadap masyarakat dan orang-orang yang hidup disekitarnya. Di dalam Islam terdapat 3 pokok
ajaran penting yang perlu diketahui setiap muslim: Pertama, "akhkam iktiqadiyah" Hukum-hukum Keimanan.
Kedua, "akhkam Akhlakiyah" Hukum-hukum moral. "islamic ethic". Ketiga, "akhkam Amaliyah"
Hukum-hukum praktikal. Tiga ajaran inti Islam ini merupakan kesatuan tunggal yang tidak
terpisahkan. Pada wilayah "iktiqadiyah" Keimanan. Seorang muslim diwajibkan untuk percaya
dan beriman kepada hal-hal gaib (yang kasat mata). Mari kita ambil contoh, Doktrin agama:
Iman kepada Allah swt, Iman kepada Malaikat, Iman kepada Rasul;Nabi-nabi utusan Allah swt
dan Iman kepada Hari Akhir (baca:kiamat).
Demikian pula, pada wilayah Hukum moral etik: seperti ajaran-ajaran Islam yang memuat
pendidikan tentang adab, nilai moral, hubungan interpersonal dan keutamaan-keutamaan
Ibadah sunnah sebagai wujud syukur seorang hamba kepada Tuhan yang telah memberinya
kehidupan. Dalam hukum praktikal. Islam berintraksi terhadap persoalan-persoalan
kehidupan yang kompleks misalnya, perdagangan, transaksi jual-beli, perbankan dan
bermacam-macam masalah-masalah kekinian yang kerap hadir dalam hidup kita. Masalah-
masalah inilah yang sebenarnya membutuhkan solusi tepat agar segala tindakan yang kita
lakukan di dunia ini memiliki dasar dari nilai-nilai universal agama: keadilan, keseimbangan
dan kesederhanaan.
Pada tulisan ini Saya akan membahas tanggung jawab sosial dalam perspektif Islam. Atau bisa
juga dikatakan; Bagaimana Ajaran Islam memandang tanggung jawab sosial? Apakah berislam
harus peka terhadap lingkungan sosialnya, dan bertanggung jawab secara penuh terhadap
segala masalah yang terjadi di masyarakat? terlebih masalah-masalah itu muncul akibat
sebagian dari kita mengabaikannya dan tidak turut andil dalam menyelesaikannya.
Menjadi seorang muslim harus siap meleburkan diri untuk hidup di masyarakat. Seorang muslim tidak hidup untuk dirinya sendiri. Tapi disana ada tanggung jawab sosial yang harus diemban dan hidup semati dibenahi. Banyak contoh yang bisa dilakukan seorang muslim di masyarakat kita.
Contohnya: berkelakuan baik, menolong orang lain, berbagi sebagian harta yang kita miliki
dan mencerdaskan anak bangsa tentunya. Semua contoh-contoh ini merupakan bentuk dari
tanggung jawab sosial kita selagi hidup dalam ruang lingkup masyarakat.
Allah swt berfirman,
"Inna Allah Yukhibbu Mukhsinin". Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik (saling tolong-menollong).
Mengapa orang baik? karena orang baik adalah orang yang paling banyak berjasa bagi sesamanya, mereka juga senantiasa memberi kemanfaatan kepada bagi orang lain; tidak mengenal suku, ras dan agamanya.
Di era modern ini, semangat "mukhsinin" berbuat kebaikan. Tidak hanya mutlak dan berlaku
kepada orang-orang muslim saja. Tapi juga berlaku terhadap nonmuslim. Kita harus sering
membuka mata kita lebar-lebar bahwa di zaman sekarang umat lain juga memiliki peran yang
"significant" penting dalam memperbaiki kondisi sosial di masyarakat. Orang-orang yang
memberikan sumbangsih yang besar bagi dunia seperti: Bill Gates, Steve Jobs, Elon Musk,
Markzuckerberg adalah bagian dari manusia yang menginginkan dunia ini menjadi lebih baik.
Dengan hadirnya Program Windows yang gagas Bil Gates, Windows yang bermakna
Jendela sudah mampu untuk menjadi jendela dunia, tempat kita bisa belajar hal-hal baru tanpa batas, terlebih di era internet seperti saat ini, kita bisa menelusuri dunia dengan komputer yang kita miliki.
Steve Jobs. Walaupun sudah tiada, tapi dasar teknologi micro chip
yang dikembangkannya banyak menjadi rujukan orang-orang yang bergerak di bidang teknologi. Begitu pula Elon Musk Seorang Ilmuan yang sering sekali memiliki ide-ide brilian.
Seperti eksplorasi planet lain dan wisata angkasa melalui proyek SpaceX.
Ada juga Proyek Mobil Listrik "Tesla" Dlsb.
Markzuckerberg yang paling muda di antara mereka, melalui semboyan terbarunya,
" We need to bring people close together".
Dahulu, sebelum Facebook Inc lahir, Friendster merupakan raksasa di dunia medsos. Kelemahan Friendster adalah ketidakmampuan mengsegmentasikan pengguna dengan masyarakatnya. Karena itu Friendster pada akhirnya harus rela ( untuk tidak mengatakan menyerah ) dalam persaingan di dunia media sosial.
Facebook Inc yang memiliki algoritma yang handal, seperti halnya sistem yang sudah matang.
Bahkan usaha facebook untuk memerangi Hoax adalah suatu langkah besar dan progresif
yang membuat perusahaan ini semakin kokoh dan diminati masyarakat dunia.
Ketika orang-orang Non-Muslim semakin peduli dengan tanggung jawab sosial, melihat berita
akhir-akhir ini, saya merasa sedih. Sepasang Suami Istri Andika Surracman dan Anniesa Hasibuan Melalui perusahaan First Travel miliknya, Telah di dakwa menggelapkan dana umroh jammaah yang menjadi kliennya. Selama ini, First Travel sudah memberangkatkan sekitar 15000 orang.
Sementara 72.000 orang lainnya batal keberangkatannya. Menurut surat kabar,
hutang bos First Travel ini mencapai 848 Milyar. Suatu jumlah yang sangat fantastis. Inilah salah satu penipuan terbesar yang dilakukan oleh sepasang suami istri yang bermegah-megahan dengan simbol agama. Seperti Berbusana layaknya pangeran Arab, bisnis disigner baju Islami Dlsb. Dari sini kita bisa mengambil hikmah; untuk menjadi seorang muslim yang mempunyai tanggung jawab sosial tidaklah mudah.
Terkadang godaan dunia begitu kuat dan Bos First Travel ini harus bertanggung jawab
atas apa yang sudah dilakukannya.
Imam Al-Ghazali seorang Faqih, Filsuf dan Sufi karismatik berpendapat, untuk dosa
meninggalkan shalat, kafaratnya (tebusannya) mengganti sejumlah shalat yang ditinggalkannya.
Puasa yang ditinggalkan, juga harus ditebus melalui puasa sejumlah yang telah ditinggalkan.
Begitu pula, Zakat harus dibayar lunas sejumlah berapa lama zakat belum dibayar dan ditinggalkan.
Nabi Muhammad saw mengatakan,
" Wa atbii assayiata al-khasanata Tamkhuha, wa khaliki annasa bi khulukin khasanin".
Iringilah keburukan prilaku dengan kebaikan perbuatan sebagai penebusnya. Dan berintraksilah kepada manusia dengan akhlak mulia.
Demikian pula, ada dosa-dosa yang merupakan konsekuensi dari mengabaikan norma,
nilai dan kepantasan sosial di masyarakat. Mari kita ambil contoh, Dosa zina harus ditebus
dengan menikah. Karena jika orang yang berzina kemudian si wanita hamil, lantas si pria
enggan untuk menikahinya, permasalahan akan semakin kompleks dan tidak terselesaikan.
Tentu kita masih ingat peristiwa yang memilukan yang terjadi di Riau.
Kisah tragis seorang wanita hamil diluar nikah yang dibakar seorang laki-laki
yang setelah di identifikasi adalah kekasih yang telah menghamilinya.
Poto-poto kemesraan mereka tersebar di media sosial. Facebook, Instagram dlsb.
Inilah yang dikhawatirkan jika orang beragama tanpa kecenderungan untuk menjadi pribadi
yang bertanggung jawab terhadap apa yang telah di perbuat di masyarakat.
Salah satu dosa yang sering kali dilakukan adalah melihat sesuatu yang haram; maksiat.
Prinsipnya, ketika seorang melihat yang maksiat dan dilarang Allah swt, Kaffaratnya adalah
melihat yang baik nan suci: Membaca Al-Quran, zikir dan segala bentuk keindahan yang memiliki nilai spiritualitas yang tinggi. Dengan demikian, kecenderungan dan hasrat untuk
memandang; menyaksikan yang maksiat sirna di dalam diri.
Allah swt berfirman, " Wa la Taqrabu Ad zinna". Janganlah kalian mendekatai zina.
Mengapa Allah swt tidak mengatakan " Wa la Taznnu" Janganlah kalian berzina?
Karna perzinahan yang terjadi tidak muncul dari ruang hampa tanpa sebab,
ia memiliki awal; melihat yang mesum, mengunjungi rumah prostitusi
dan tempat-tempat hiburan yang sarat maksiat. Beberapa contoh
prilaku ini merupakan "muqadimah" pengantar seseorang menuju perbuatan zina.
Hal seperti inilah yang harus dihindari.
Sebagai penutup dari tulisan ini, Saya ingin mengajak kita semua untuk bertaubat
dalam artian kembali kepada jalan kesadaran. Setiap dosa ada lawan-lawannya.
Tidak mungkin dosa meninggalkan shalat diganti (ditebus) dengan bersedekah.
Jika kita sadar, dosa yang paling besar di dunia ini sebenarnya adalah cinta buta
kepada dunia; mabuk sesuatu yang bersifat materi. Ketika orang sudah
melupakan jati dirinya, dan hidup dalam kecintaan yang melampaui batas
terhadap dunianya; saat itulah Dia akan melupakan Tuhannya selamanya,
tidak pernah menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan dan tidak pernah
ada kesedihan yang terlintas dipikirannya. Inilah contoh prilaku orang-orang
yang mabuk terhadap dunia.
Padahal dalam hadis Aisyah dikatakan,
" Idza katsurat dzunuba Al-Abdi, Wa Lam Takun lahu A'malun tukfaru biha, Udhila Allahu
Taalla a'laihi al-hammuma fa takuna kaffaratun li dzunubihi".
Apabila dosa seorang hamba banyak sementara dia tidak memiliki amal
yang cukup untuk menutupinya; menebusnya. Maka Allah swt akan memasukkan
rasa duka nestapa sebagai penebus dari dosa-dosanya.
Di era modern ini, segal bentuk kriminalitas terjadi. Bahkan lebih sadis jika dibanding
pada masa jahiliyah. Jika pada masa jahiliyah banyak orang yang menelantarkan anak-anaknya karena takut tidak sanggup memberi makan, "khasyata Imlakin".
Zaman sekarang, kejahatan terhadap anak-anak begitu masif. Begitu pula
Aksi main hakim sendiri semakin marak, praktik aborsi dan berbagai
jenis kejahatan sering kali hadir di stasiun berita Tv kita.
Orang-orang yang telah melakukan tindak kejahatan
harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Tidak cukup hanya dengan taubat.
Taubat tanpa duka dan penyesalan hanyalah perbuatan sia-sia, layaknya para
gembong Narkoba yang bertaubat tapi masih melakukan perbuatan jahatnya.
Salah satu dosa yang paling fatal adalah berdiam diri dalam kebodohan.
Tempat-tempat kajian islam sepi, tapi majlis ibadah digemari. Ulama, alim
tidak dihargai tapi penceramah kemarin sore yang minim Ilmu
agama diagung-agungkan. Buta ilmu aqidah tapi semangat bersunnah
tidak ada tandingannya; terkadang mereka lupa yang mana ajaran Islam,
dan yang mana hanya adat istiadat Arab dan hanya produk budaya.
Makna zikir minim tapi semangat jihad paripurna.
" Wa Kullu man bi ghairi ilmin ya'mal, a'maluhu mardudatun la Tuqbal".
Dan setiap orang yang beramal tanpa didasari dengan ilmu, Amalnya akan ditolak
dan tidak diterima Allah swt.
Semoga bermanfaat
Robby Andoyo
