Membenahi Nalar Fundamentalis

Hari ini Saya ingin menulis tentang Keragaman interpretasi terhadap ayat-ayat kitab suci. Karena biasanya, kalangan fundamentalis-k...







Hari ini Saya ingin menulis tentang Keragaman interpretasi terhadap ayat-ayat kitab suci.
Karena biasanya, kalangan fundamentalis-konservatif cendrung membatasi penafsiran kitab suci, menjadi begitu sempit dan kaku. Bahkan, kelompok ini juga berupaya untuk menyeragamkan penafsiran-penafsiran, dalam artian "memaksa" orang lain untuk setuju dan meyakini adanya kebenaran tunggal atas setiap penafsiran- penafsiran kitab suci).

Sebelum membenahi nalar fundamentalis yang cendrung kaku, rigid dan sarat dengan prilaku intoleransi, Saya akan menjelaskan bagaimana keragaman dan perbedaan penafsiran atas ayat-ayat Al-Quran sudah biasa; sekaligus sudah menjadi tradisi klasik ulama dan sarjana Islam di masa lalu. Bagi mereka yang akrab dengan tradisi "atturast al-islamiyah" Kitab Turast Islam Klasik, tentunya dapat memahami. Bagaimana Ulama-ulama terdahulu, berbeda pendapat, berseberangan pemikiran dan mempunyai nalar berpikir yang unik dalam menyatakan "mauqif al-ra'i" Keputusan hukum.

Mari kita ambil contoh, Imam Hanafi memahami frasa "lammastum an-nisa" sebagai perbuatan yang bukan hanya menyentuh wanita saja tapi ada semacam kecenderungan untuk lebih dari sekedar menyentuh. Seperti adanya  unsur-unsur syahwat di dalamnya. Imam syafii' memiliki interpretasi yang berbeda, Ia menafsirkan Frasa "lamastum an-nisa" dengan bersentuhnya kulit laki-laki dan wanita. Apa konsekuensi dari perbedaan interpretasi dalam permasalahan ini?

Bagi Imam hanafi menyentuh wanita tanpa hasrat seksual tidak membatalkan wudhu, Imam Syafii' berbeda, jika ada kontak langsung, seperti menyentuh, memegang dan lain sebagainya. Maka hal seperti itu sudah membatalkan Wudhu.

Banyak kritik yang bisa ditujukan kepada orang-orang yang memiliki ideologi interpretasi tunggal. Biasanya mereka berkumpul dalam komunitas khusus; yang eksklusif dan anti keragaman. Mereka identik dengan simbol agama, tapi jauh dari esensi dan nilainya.
Mereka minim literasi dan tidak mengenal istilah mediasi. Hasrat komunitas ini untuk menyeragamkan penafsiran agama, sebenarnya tidak lebih dari sikap egois, merasa lebih superior dan tidak siap menerima perbedaan. Padahal sebenarnya,  perbedaan, apapun itu adalah fitrah; bersifat naluriah yang tidak bisa dibendung dan dipaksakan.

Mungkin banyak orang yang menganggap, orang yang berbeda keyakinan dari agama yang mereka anut  adalah orang yang berbeda dan layak untuk dijauhi dan tidak diberi tempat untuk mengembangkan keyakinannya. Sikap seperti ini bisa dikatakan terlalu khawatir ( untuk tidak mengatakan "lebay" dan paranoid akut) Agama Islam sendiri mengajarkan: tidak ada paksaan dalam beragama "La Ikraha Fiddin". Ini adalah sikap Islam terhadap agama-agama lain. Dan tentunya, ini juga seharusnya menjadi sikap yang harus diambil oleh orang-orang
islam dalam pergaulan dan intraksi sosialnya di masyarakat.

Salah satu kesalahan pemahaman kaum fundamentalis ialah menganggap apa yang selama ini mereka pahami tentang segala bentuk interpretasi ayat suci adalah final dan merupakan kebenaran tunggal yang tidak bisa dibantah oleh siapapun. Hal ini tercermin dari prilaku yang selama ini mereka lakukan. Misalnya, aksi-aksi demonstrasi yang dikemas secara masif dengan jubah agama, meneriakkan kalimat suci,  tetapi kebencian menyelimuti hati. Disamping itu, cara berpikir mereka terkesan sangat defensif-reaktif.

Sehingga jika ada suara-suara negatif terhadap pemahaman agama yang mereka amini, mereka bisa menjadi beringas seketika.  Bahkan dunia medsos di banjiri dengan cemohan dan hinaan yang tidak manusiawi. Para Kyai, alim ulama otoritatif dengan enteng mereka caci dan perlakuakan tidak hormat. Saya masih ingat bagaimana seorang yang saat ini telah menjadi tersangka kasus ujaran kebencian.

Mengatakan, " Saya tidak mau salat idul fitri di mesjid yang mana khatibnya mengatakan jilbab tidak wajib, pendukung syiah dan mengatakan Nabi Muhammad tidak masuk syurga".

Padahal sang alim tidak pernah mengatakan fatwa seperti itu. Ia hanya menjelaskan pendapat-pendapat Ulama klasik, tetapi si penghasut itulah sebenarnya yang memelintir fakta dengan tujuan menebar kebencian terhadap alim itu. Bagi Saya nalar fundamentalis seperti ini yang harus sama-sama kita benahi. Nalar yang kadang kala terselimuti oleh kabut fanatisme yang tidak kunjung hilang dan tetap abadi.

Beberapa hari yang lalu Saya membaca postingan di Instagram tentang Ibnu Sina. Ibnu Sina yang dikenal  di dunia barat dengan nama Aveciena; seorang filsuf dan ahli medis yang menulis "Al-qanun Fi Attib" yang merupakan dasar dari Ilmu Kedokteran modern. Dalam postingannya, seorang yang berafiliasi dengan gerakan fundamentalis-konservatif,  atau lebih akrab disapa dengan kaum Wahabi-Radikalis. Telah memuat postingan negatif: merendahkan Ibnu menghinanya dan menyesat-nyesatkannya. Itu karena menurutnya Ibnu Sina seorang Syiah dan ia menyimpukan bahwa  Syiah = Sesat dan setiap konsekuensi dari kesesatan adalah nyata; Neraka. Begitulah yang ia tulis.

Apakah  benar demikian? Tidak. Siapa kita, hanya Allah yang bisa menentukan apakah seseorang kelak masuk syurga atau malah meringkuk di Neraka. Lebih baik kita mengkritisi kesalahan pemahaman orang-orang yang memiliki pemahaman yang berbeda dengan kita daripada harus memvonis mereka sesat, kafir dan masuk neraka. Karena pada akhirnya, kelak kita akan ditanya tentang semua yang kita ucapkan. Jika kita memvonis orang lain sesat, tetapi bagi Allah swt  mereka benar. Tentu kita akan menanggung derita dan hukuman dari Allah swt. Karena itu, menjaga lisan dan tutur kata adalah perbuatan yang mulia dan merupakan ajaran Islam yang "significant" penting untuk dipraktikkan dalam kondisi apapun.

Semoga Bermanfaat

Robby Andoyo

COMMENTS

BLOGGER
Nama

Akhlak Islam Artikel Hikmah Artikel Islami Menarik Cerita Renungan Inspiratif Contact ME Exchange Dofollow Links Falsafah Kehidupan Filosofi Kang Robby Ideologi Keberagaman Kajian Islam Modern Kang Robby Kata Mutiara Islam Kata-Kata Hikmah Kitab Klasik Pengembangan Diri Puisi Cinta Terbaru Puisi Inspiratif Puisi Islami Inspiratif Puisi Religi Ulama Klasik
false
ltr
item
Blog Kang Robby: Membenahi Nalar Fundamentalis
Membenahi Nalar Fundamentalis
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyWdDY9VV77HSA2h29FY4wUK42dd8IhsTxxjTHQyCczbfPu4ZLvwULQGmpkbf0W1gxm0UaFDKFHOJrRhVpyHehwbjhspXvZqyhYpCN8I82HdWc__v4O4Fy66Udy2WzpbFM9uO8mAiCNmw/s320/hijab+model+photography+muslimah+fashion+syari+jilbab+%25283%2529.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyWdDY9VV77HSA2h29FY4wUK42dd8IhsTxxjTHQyCczbfPu4ZLvwULQGmpkbf0W1gxm0UaFDKFHOJrRhVpyHehwbjhspXvZqyhYpCN8I82HdWc__v4O4Fy66Udy2WzpbFM9uO8mAiCNmw/s72-c/hijab+model+photography+muslimah+fashion+syari+jilbab+%25283%2529.jpg
Blog Kang Robby
http://robbie-alca.blogspot.com/2017/10/membenahi-nalar-fundamentalis.html
http://robbie-alca.blogspot.com/
http://robbie-alca.blogspot.com/
http://robbie-alca.blogspot.com/2017/10/membenahi-nalar-fundamentalis.html
true
3328551387479627982
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy