post-feature-image
HomeKajian Islam Modern

Menolak Fanatisme Golongan

Sudah cukup lama Saya ingin menulis tentang hal ini. Sebagai paham yang bisa merusak kenyamanan hidup orang banyak; sikap fanatik terhad...

Menjadi Penakluk Sejarah
Membaca dengan Ilmu
Salah Bukan Berarti Sesat

Sudah cukup lama Saya ingin menulis tentang hal ini. Sebagai paham yang bisa merusak
kenyamanan hidup orang banyak; sikap fanatik terhadap orang tertentu sudah saatnya
kita hindari. Tulisan ini bermula dari realitas yang terjadi di Media Sosial. Saya
melihat kecenderungan bersikap fanatik masyarakat beragama di Indonesia semakin
menjadi-jadi.

Mari kita ambil contoh, saat ini Dunia Media Sosial lagi dihebohkan oleh berita
penolakan Ustadz Kondang asal Riau Abdul Somad. Sebenarnya, Sang Ustadz dijadwalkan
untuk mengisi pengajian di Negara China. Tapi ketika hendak memasuki Negara itu,
otoritas Bandara mencegah Ustad Abdul Somad untuk bisa masuk ke Negara tersebut.
Berbagai macam spekulasi pun muncul. Sampai pada akhirnya Ustad Abdul Somad
memberikan klarifikasi atas ditolaknya beliau oleh otoritas imigrasi setempat.

Salah satu spekulasi mengapa sang Ustadz ditolak untuk memberikan pengajian di Hong Kong;
adalah karena beliau bervisa Turis, sementara beliau diagendakan untuk mengisi ceramah
yang pada satu sisi dianggap sebuah profesi yang mendapatkan bayaran. Hal seperti ini
memang dilarang. Artinya, penyelewengan visa bagi seorang turis bisa menyebabkan dirinya
dideportasi dari Negara tertentu. Di Malaysia misalnya, seorang yang bervisa pelajar
dilarang untuk berkerja full-time. Ini semacam regulasi yang dibuat oleh otoritas pemerintah
Malaysia demi meminimalisir penyalahgunaan visa di Negaranya.

Saya tidak akan terlalu membahas spekulasi-spekulasi ditolaknya Sang Ustad di China.
Mengapa? Karena Saya tidak ingin larut dalam perdebatan; yang saya rasa akan berakhir dengan
sikap saling menyalahkan.

Oleh sebab itu, Saya hanya mencoba untuk mengambil hikmah dari kejadian ini, sekaligus berusaha
untuk mengkritisi sikap fanatik orang-orang yang mengelu-elukan sosok tertentu; sampai-sampai
harus meninggalkan ajaran Islam 'rahmatan lil alamin'. Misalnya, adanya sebagian orang
yang mengambil momen dari situasi ini dengan memproduksi berita Hoax.

Pertama: Berita Hoax Tentang Ketua PBNU Said Aqil Siradj

Tidak tahu pasti dari mana berita hoax ini berasal, yang jelas dalam berita tersebut.
disebutkan, ditolaknya sang ustad disebabkan oleh arahan LBP kepada KH Said Aqil Siradj.
Orang yang berakal sehat tentu dibuat "geleng-geleng kepala" tidak habis pikir. Kok bisa-bisanya
ada orang yang mencoba membenturkan masyarakat muslim Indonesia kepada salah satu tokoh
penting Nahdlatul Ulama. Inilah yang saya maksud "mengada-ada" memproduksi berita hoax
hanya karena kebencian yang berlarut-larut terhadap orang lain. Menjadi orang beriman
tidak hanya harus taat secara ritual tapi lebih dari itu, orang beriman harus memiliki
kesalihan sosial yang bisa bermanfaat bagi masyarakat.

Kedua: Berita Hoax Tentang Sultan Brunei Yang Menghebohkan.

Setelah Hoax yang menimpa KH Said Aqil Siradj. Sultan Brunei Darussalam pun tidak luput
dari "korban" hoax para "Hoaxers Mania". Dikatakan, " Jika Pemerintah Indonesia enggan
memperlakukan Ulamanya dengan baik; biarlah kami yang akan menjaga mereka. Dan menurut
berita yang viral itu, Ustad Abdul Somad akan ditarik sebagai penasehat kesultanan".
Sungguh Terlalu!. Mengapa ada sekelompok orang yang memproduksi hoax semacam ini?

Alasan yang paling mendasar boleh jadi; Fanatisme golongan. Mungkin banyak alasan-alasan
lain. Tentu saja itu tidak menjadi persoalan. Yang harus kita khawatirkan adalah;
kecendrungan Masyarakat kita ini dalam "menelan mentah-mentah" setiap informasi
yang belum diketahui kebenarannya. Padahal, Nabi Muhammad saw sendiri mengajarkan
umatnya untuk senantiasa berhati-hati dalam bersikap; berakhlak yang baik: Jujur,
sopan, amanah dlsb.

Jika ditotalkan. Penolakan Ustadz Abdul Somad di China ini, merupakan kali ke-2
setelah sebelumnya beliau juga di tolak oleh beberapa Ormas di Bali. Bahkan orang-orang
yang menolaknya meminta sang ustadz untuk mencium Bendera Indonesia Raya sekaligus
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia.

Mengapa Sang Ustadz bisa ditolak untuk mengisi ceramah-ceramah? Bagi orang yang tidak
menyukai sang Ustadz, tentu saja mereka memiliki alasan tertentu yang menurut mereka
layak untuk di perjuangkan. Karena itulah mereka yang tergabung dalam kelompok
yang tidak menyukai Ustadz Abdul Somad memperkuat aliansi mereka; mencari kesalahan-
kesalahan Sang Ustadz melalui ceramah-ceramah beliau yang viral/booming di Internet.
Saya akan mencoba sedikit memaparkan Beberapa narasi ceramah beliau yang dianggap
menyinggung hati dan kelompok mereka.

Pertama:  Banyaknya ungkapan"kapir" yang diarahkan langsung kepada Non-Muslim.

Bagi Para Netizen yang kurang begitu suka dengan dakwah Ustad Abdul Somad, alasan pertama
ini mereka anggap sebagai alasan yang paling mendasar yang harus terus disuarakan. Bagi
kelompok ini, Ceramah Sang Ustadz yang sering kali mengucapkan kata, "si Kapir", oleh sebagian
orang dinilai sangat tidak baik bagi kerukunan antar umat beragama.

Mari kita ambil contoh, Pada bagian dari ceramah beliau, Ustad Abdul Somad pernah mengatakan,
yang narasi substantifnya sebagai berikut, " Belilah dagangan orang-orang muslim dan jangan
memperkaya "si kapir" dengan mengabaikan para penjual muslim".

Apakah narasi substantif ini bisa diterima oleh nalar setiap orang? Tidak. Tentu bagi mayoritas
orang-orang Muslim, narasi ini sangat didukung dan harus selalu diperjuangkan. Karena hal
seperti ini merupakan bentuk dari "bussines Strategy" yang baik. Tapi bagaimana orang-orang
non-muslim yang dilabeli " Si Kapir" ini? Apakah Ia rela? mungkin kita tidak peduli, tapi
bagi sebagian kalangan non-muslim, mengatakan "kafir" kepada mereka dalam ruang publik,
sangatlah tidak baik. Mengapa? Bagi mereka kata "si kafir" begitu tendensius dan terkesan
merendahkan mereka. Karena itulah mereka tidak rela untuk dipanggil "Si Kapir". Kita bisa
melihat bagaimana pegiat-pegiat media sosial non-muslim mulai menunjukkan kritik mereka
terhadap Sang Ustad. Salah satunya Aktivis Birgaldo Sinaga yang terang terangan menunjukkan
sikap kritisnya melalui beberapa tulisan di halaman Facebooknya.


Kedua  : Terlalu Banyaknya Pendapat Yang Menghakimi Golongan Tertentu: Liberal, sekuler

Tidak ada orang yang bisa mengetahui secara pasti kekuatan Iman seorang hamba selain Allah swt.
Hanya diri orang beriman yang bisa merasakan sejauh mana ia mengenal Tuhannya. Bukan orang lain. Bagi seorang Muslim.

 Parameter Keimanan mengkristal pada 2 dimensi. Pertama, Ritual Kedua, Sosial. Keimanan dalam Dimensi Ritual mencakup segala praktik Ibadah dan kewajiban-kewajiban lainnya. Inilah wilayah-wilayah yang secara dzahir bisa dinilai melalui ketaatan hamba dalam menjalankan perintah, tetapi disatu sisi Ibadah Ritual seperti ini juga mempunyai dimensi sakral "khafi"  yang hanya bisa diketahui oleh pribadi yang menjalankannya.

Adapun Dimensi Sosial adalah tentang bagaimana seorang muslim mampu menerapkan nilai-nilai keimanan yang ia anut untuk memberi kemanfaatan kepada setiap manusia. Baik itu orang-orang yang memiliki keimanan yang sama atau orang yang berkeyakinan berbeda.

Imam Ali pernah Mengatakan, 

" Mereka yang bukan saudaramu dalam keimanan, adalah saudaramu dalam kemanusiaan".

Dahulu, Kalangan Fundamentalis-Islamis pernah dibuat berang oleh organisasi yang menamakan diri
mereka Islam Liberal. Organisasi ini dinilai sangat kritis terhadap text-text kitab suci.
Akibatnya, banyak kalangan Islamis-konservatif yang memberi label "sesat" terhadap kelompok ini.
Sekarang, zaman sudah berubah, Islam Liberal yang dulu dikenal sebagai organisasi yang vocal
dan terus berteriak keras terhadap sikap intoleran kelompok tertentu; kini sudah tidak terlalu
lantang dan garang lagi.

Ulil Abshar Abdalla sebagai pentolan Islam Liberal; kini sudah tidak lagi sosok yang kontroversial.
Malah saat ini ia aktif memberi kajian keislaman. Seperti: Ngaji Kitab Ihya Ulumuddin Karya
Imam Ghazali. Kadang-kadang ia juga mensyarah Tafsir Kontemporer "The Message" Karya Muhammad Asad.

Ini adalah sikap yang perlu kita apresiasi; karena orang yang dahulu dikenal sangat kontroversial,
sekarang sudah merapat pada sisi "tawassuth" dalam ajaran Islam. Manusia bukan Robot yang bergerak sesuai dengan programnya. Manusia memiliki akal yang bisa digunakan untuk menalar segala hal, pemahaman kita terhadap sesuatu boleh jadi akan berubah; itulah "loncatan pemikiran" setelah beberapa waktu yang lama sudah berjibaku dalam "mengasah" kedalaman Ilmu dan tidak pernah berhenti untuk belajar. 

Di Era Modern sekarang ini, sudah saatnya setiap orang beriman merubah cara berpikir mereka. Yang dahulu masih berkutat pada "klan oriented" orientasi kelompok/golongan tertentu saja menjadi lebih terbuka dan fleksibel. Hal ini tidak bermaksud untuk menanamkan nili-nilai Liberalisme dalam Islam; melainkan sebagai upaya agar kita umat Islam bersatu atas dasar kemanusiaan.

Walaupun kita memiliki perbedaan dalam beberapa hal, itu bukan berarti kita harus saling membuat jarak apalagi harus membangun tembok pemisah. Justru perbedaan itu bisa membuat kita bisa mengenal antara satu dan lainnya. Bahkan sarjana-sarjana Islam di masa lalu tidak luput dari perbedaan pendapat. Maka kita yang hidup sampai saat ini harus mulai membiasakan diri untuk bisa sepenuhnya mengerti orang lain dan menghargai pendapat mereka.

Jadi, Sudah waktunya, kita sama-sama menolak fanatisme golongan. Menuduh orang lain yang beragama Islam dengan sebutan, "sesat, kapir, liberal dan sekuler" sangat tidak sejalan dengan nalar muslim zaman now.

Kita harus bisa membuang jauh-jauh spirit fanatisme dalam diri kita. Janganlah kita mahu digiring
untuk "mendekam" pada kelompok dan aliran tertentu yang hanya bertujuan untuk mengekalkan spiral kebencian dalam hati kita.

Artinya, ketika kita tidak menyetujui pendapat seseorang, tidak perlu kita merendahkannya secara
fisik atau memaksanya untuk berada dalam golongan yang dianggap "sesat, kafir, liberal". Kita harus
bisa menjadi pribadi yang ikhlas dalam berdakwah. 

Allah swt,

"Serulah orang-orang pada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan kebijaksanaan" Narasi ini mengajarkan kita agar bisa lebih sabar, tawadhu dan tetap berakhlakul karimah; walaupun kita terus menghadapi tekanan- tekanan dalam dakwah kita.

والله أعلم بالصواب

Semoga Bermanfaat.

Robby Andoyo
Loading...
Nama

Akhlak Islam Artikel Hikmah Artikel Islami Menarik Cerita Renungan Inspiratif Contact ME Exchange Dofollow Links Falsafah Kehidupan Filosofi Kang Robby Ideologi Keberagaman Kajian Islam Modern Kang Robby Kata Mutiara Islam Kata-Kata Hikmah Kitab Klasik Pengembangan Diri Puisi Cinta Terbaru Puisi Inspiratif Puisi Islami Inspiratif Puisi Religi Ulama Klasik
false
ltr
item
Blog Kang Robby: Menolak Fanatisme Golongan
Menolak Fanatisme Golongan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_CQ70z0mbSr6c8SkhXWnaJD9yQYRwosBjamFGTXkBXpsiQBHWuyut19dvtboYz97B-S2R-LFjo8-H7wdmZDG2Vunc1dAod41VwKNySrMy5HwR5mrAqW8oVUspB6Oay8xx25NKrvYcUlg/s320/titiknol_26z_titiknol_1d0_kampanye.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_CQ70z0mbSr6c8SkhXWnaJD9yQYRwosBjamFGTXkBXpsiQBHWuyut19dvtboYz97B-S2R-LFjo8-H7wdmZDG2Vunc1dAod41VwKNySrMy5HwR5mrAqW8oVUspB6Oay8xx25NKrvYcUlg/s72-c/titiknol_26z_titiknol_1d0_kampanye.jpg
Blog Kang Robby
http://robbie-alca.blogspot.com/2017/12/menolak-fanatisme-golongan.html
http://robbie-alca.blogspot.com/
http://robbie-alca.blogspot.com/
http://robbie-alca.blogspot.com/2017/12/menolak-fanatisme-golongan.html
true
3328551387479627982
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy