Ulama adalah orang berilmu agama dan berakhlak mulia. Ada banyak Ulama-Ulama Top di Indonesia. Saya akan menuliskan sedikit tentang para ...
Ulama adalah orang berilmu agama dan berakhlak mulia. Ada banyak Ulama-Ulama Top di Indonesia. Saya akan menuliskan sedikit tentang para Ulama-Ulama ini.
KH Mustofa Bisri. Beliau dikenal dengan Gus Mus. Bukan saja seorang yang "alim" tapi beliau juga Budayawan yang banyak menghasilkan karya. Seperti Puisi, lukisan dan banyak sajak-sajak yang indah. Setiap karyanya selalu mengandung nilai religiusitas yang dalam.
Saya masih ingat, dahulu pernah beliau melukis sosok penari dikelilingi orang-orang yang sedang berdzikir.
Banyak yang bertanya-tanya maksud dari lukisan itu. Bagi saya lukisan itu adalah isyarat bahwa orang yang berdzikir/mengingat Allah SWT harus tulus dan ikhlas. Begitu pula, beribadah kepada Allah SWT, harus dengan hati yang tunduk. Mengapa? Karena kita tidak sepenuhnya bisa mengendalikan segala yang hadir dalam hidup kita. Itulah yang dinamakan ujian dan cobaan hidup.
Jika kita tergoda dan tidak istiqamah, itu artinya kita belum bisa terbebas dari hawa nafsu dan hasrat-hasrat keduniawian yang tidak menjadi prioritas dalam hidup kita.
KH Nasaruddin Umar. Beliau adalah Imam besar Mesjid Istiqlal. Banyak kajian-kajian beliau tentang tasawuf tersebar di YouTube. Khususnya video-video nya yang membahas Buku Imam Ghazali Ihya Ulumuddin. Ihya Ulumuddin merupakan buku "auto-critic" kritik diri yang banyak menjelaskan cara menjadi manusia yang saleh secara sosial dan individual. Beliau juga banyak menginspirasi umat beragama untuk senantiasa hidup rukun, penuh toleransi dan saling menghargai.
Prof Quraish Shihab. Karya tulisan ulama yang satu ini begitu banyak. Buku terbarunya "Islam yang saya Anut" sangat "recommended" untuk dibaca. Ada sekelompok orang yang memandang berbeda kepada Prof Quraish Shihab karena sebagai "Alim" yang terkenal beliau belum bisa membuat putrinya Najwa Shihab seorang pembawa acara terkenal untuk berjilbab.
Saya heran apa kaitannya antara keilmuan seseorang dengan realitas yang dijalani keluarganya. Berjilbab itu pilihan pribadi masing-masing. Ia tidak bisa dipaksakan. Jangan karena itu kita memandang rendah keluasan Ilmu dan adab seseorang.
Ustadz Abdul Somad. Ulama yang satu ini mempunyai retorika berdakwah yang jauh melebihi Dai-Dai di Tanah Air (menurut saya loh). Kombinasi Antara humor dan pesan religiusitas dalam setiap ceramahnya mengalir begitu saja. Tidak ada orang yang tidak terhibur ketika mendengar ceramah beliau.
Pernah beliau ceramah di Lapas. Saat itu dalam sesi tanya jawab ada pertanyaan, " Apakah orang bertato itu sah solatnya?".
Sang Ustadz pun menjawab, " Dahulu ada preman besar dimasa mudanya bertato Ular cobra. Seiring berjalannya waktu Preman tadi sudah semakin tua, Tato Ular Cobra yang dulu menyeramkan berubah wujud menjadi cacing tanah" para jama'ah pun tertawa. Intinya, ustadz Abdul Somad mengatakan, kalau dulu sebelum hijrah dia bertato tidak perlu dia menghilangkan tatonya. Salat ya sah. Tapi jangan sampai kita yang ada disini punya niat untuk bertato. Begitu narasi substantif ceramah penuh canda yang dibangun ustadz Abdul Somad.
Terkadang narasi humor dalam ceramah Ustadz Abdul Somad disalahpahami oleh sebagian orang. Misalnya, ketika beliau menjawab pertanyaan,
" Apa tanggapan Ustadz dengan orang yang hobi nonton film Korea?".
Ustadz Abdul Somad pun menjawab, sambil menukil satu hadist Nabi Muhammad Saw,
" Barangsiapa yang mengikuti/menyerupai suatu kaum maka ia adalah bagian dari mereka". Kemudian beliau melanjutkan, orang Korea itu tidak sunat dan tidak mandi wajib. Menurut Saya, kita tidak boleh melepaskan jawaban ustadz Abdul Somad dengan konteks saat beliau berceramah.
Jawaban ustadz hanyalah sebuah retorika untuk menyadarkan sekaligus menghibur para audiens; seperti emak-emak, pemuda-pemudi dan anak sekolah yang "overdose" menonton film Korea sampai lupa waktu atau bahkan meninggalkan kewajiban-kewajibannya. Intinya beliau berpesan menjadi orang beriman harus bisa mengendalikan diri, tidak boleh terlena oleh hal-hal yang "mubah" sehingga melupakan tanggung jawab kita. Begitulah cara beliau mendidik akhlak umat ini.
Sebagai penutup, Saya hanya menuliskan 4 sosok ulama. Itu bukan berarti para ulama yang belum saya sebutkan bukan ulama Top. Nanti pada suatu kesempatan akan saya tulis kembali profil Ulama-Ulama yang menyejukkan di tanah tercinta ini.
Baru-baru ini terjadi penahanan terhadap Bahar Bin Smith. Seorang penceramah yang populer dengan retorika berbicara yang keras dan menggebu-gebu. Bahar Bin Smith menjadi tersangka kasus penganiyaan 2 anak muda yang bernama Zaki dan pemuda yang berinisial CAJ. Dalam tayangan video yang sudah viral di media sosial. Sosok Bahar Bin Smith menghentamkan dengkul kakinya pada muka pemuda itu. Adapun yang memicu terjadinya pemukulan adalah kedua pemuda yang menjadi korban mengaku-ngaku sebagai Habib Bahar Bin Smith. Setidaknya itulah yang saya baca. Bahkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia mengecam keras tindakan yang di lakukan. Bahar Bin Smith itu.
Dalam ceramahnya, Bahar Bin Smith juga kerap mengkritisi pemerintah. Terkadang kritiknya bisa dikatakan sangat "menusuk" keras sekali. Dengan menjadi tersangkanya Bahar Bin Smith. Kita lihat ada sebagian orang yang menganggap Pemerintah mengkriminalisasi ulama.
"Benarkah anggapan seperti itu?" Tidak. Baru-baru ini Presiden Jokowi mengatakan,
" kalau ada ulama yang dikirimalisasi,
lapor ke Saya akan saya urus. Tapi kalau ada orang yang memukuli orang lain, itu urusannya dengan polisi".
Itu yang Saya tangkap dari media. Disini sangat jelas. Pemerintah tidak bisa mengintervensi proses hukum seseorang selama polisi memiliki alat bukti yang kuat. Kita tinggal melihat dari Layar Kaca bagaimana kelanjutan permasalahan ini. Semoga kita bisa mengendalikan diri dari sikap amarah dan benci yang berlebih-lebihan.
Robby Andoyo
