Literasi Kritis di Era Artificial Intelligence: Telaah Ushul Fiqh, Tafsir Modern, dan Etika Kemanusiaan

  Literasi Kritis di Era Artificial Intelligence: Telaah Ushul Fiqh, Tafsir Modern, dan Etika Kemanusiaan Pendah...

 


Literasi Kritis di Era Artificial Intelligence: Telaah Ushul Fiqh, Tafsir Modern, dan Etika Kemanusiaan

Pendahuluan

Perkembangan artificial intelligence (AI) menghadirkan revolusi baru dalam cara manusia berpikir, bekerja, dan berinteraksi. Dunia memasuki era di mana algoritma tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga pembentuk arah pengetahuan dan kebudayaan. Dalam konteks ini, literasi manusia mengalami tantangan mendasar: bagaimana tetap menjadi subjek pencipta sejarah, bukan sekadar objek dari sistem otomatis yang ia ciptakan sendiri. Literasi bukan lagi sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi kemampuan memahami makna, menafsirkan realitas, dan menjaga dimensi kemanusiaan di tengah derasnya arus teknologi.

Secara sosial, fenomena ini melahirkan paradoks. Di satu sisi, AI menjanjikan efisiensi dan kemajuan universal; di sisi lain, ia berpotensi menciptakan ketimpangan epistemik dan krisis spiritual. Maka, literasi kritis menjadi kebutuhan mendesak—yakni kesadaran reflektif manusia terhadap makna, nilai, dan tujuan dari teknologi itu sendiri. Dalam kerangka Islam, kesadaran ini merupakan bagian dari amanah akal dan wahyu. Sebagaimana manusia disebut khalifah di bumi, maka kecerdasan buatan hanyalah refleksi parsial dari potensi ilahiah yang diamanahkan kepadanya untuk mengelola, bukan ditaklukkan olehnya.

Landasan Teoretis

Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menekankan pentingnya penyatuan antara ilmu dan amal. Menurutnya, ilmu yang tidak menghidupkan akhlak akan menyesatkan. Dalam konteks AI, pandangan ini menegaskan bahwa kecerdasan tanpa etika adalah kekosongan moral yang berbahaya.

Ibn Rusyd melalui karya Fasl al-Maqāl menyatakan bahwa rasionalitas adalah bagian integral dari kehendak Tuhan. Ia membela kebebasan berpikir sebagai sarana memahami syariat. Maka, adaptasi umat Islam terhadap era digital harus berpijak pada akal sehat yang diilhami oleh wahyu, bukan pada penolakan irasional terhadap kemajuan teknologi.

Fazlur Rahman mengembangkan pendekatan “double movement”, yakni gerak ganda dari teks ke konteks dan dari konteks ke teks. Pendekatan ini sangat relevan dalam literasi digital, di mana pembacaan terhadap ayat dan fenomena sosial harus saling menghidupkan. Literasi dalam perspektif Rahman adalah proyek moral dan intelektual untuk menghidupkan nilai-nilai Qur’ani di tengah perubahan zaman.

Muhammad Iqbal menekankan bahwa manusia adalah “khudi”, kesadaran diri kreatif yang menjadi poros kebangkitan peradaban. AI tidak boleh mematikan daya khudi ini, melainkan memperkuat otonomi manusia untuk berkreasi secara etis.

Ali Shariati menyebut manusia sebagai “makhluk pencipta sejarah”. Ia menolak pasivitas dan menyeru kesadaran revolusioner terhadap struktur sosial yang menindas. Dalam konteks AI, Shariati seakan mengingatkan: jangan biarkan algoritma menjadi tuhan baru yang menundukkan manusia.

Analisa Ushul Fiqh

Dalam menghadapi tantangan AI, beberapa kaidah ushul fiqh menengah–tinggi dapat dijadikan dasar etika dan kebijakan.

1. الضرورات تبيح المحظورات

“Keadaan darurat membolehkan yang terlarang.”

Dalam konteks digital, penggunaan data dan algoritma untuk keselamatan publik (seperti sistem kesehatan berbasis AI) dapat dibolehkan meskipun melibatkan batas privasi tertentu, selama dilakukan dalam kondisi darurat dan dengan pengawasan etis yang ketat.

2. المشقة تجلب التيسير

“Kesulitan mendatangkan kemudahan.”

Ketika transformasi digital memunculkan kesulitan dalam pendidikan, penerapan AI dapat digunakan untuk mempermudah proses belajar. Namun, kemudahan ini tidak boleh menghilangkan makna mendidik manusia sebagai makhluk berakal dan bermoral.

3. العادة محكمة

“Kebiasaan masyarakat dapat menjadi dasar hukum.”

Budaya digital baru yang muncul (seperti komunikasi daring atau e-learning) bisa diakomodasi syariat selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai universal Islam, karena syariat bersifat adaptif terhadap ‘urf yang baik.

4. ما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب

Sarana menuju kewajiban menjadi wajib.”

Jika penguasaan literasi digital menjadi syarat agar umat Islam tidak tertinggal dalam dakwah dan pendidikan, maka menguasai teknologi menjadi kewajiban moral dan kolektif.

5. العبرة بمقاصد الشريعة لا بظواهر الألفاظ

Yang menjadi pegangan adalah maksud syariat, bukan sekadar lafaz lahiriah.”

esensi syariat adalah menjaga kemaslahatan. Maka, kebijakan terhadap AI harus dilihat dari maqasid-nya—yakni pemeliharaan akal, jiwa, dan kemanusiaan—bukan hanya dari teks hukum kaku yang bisa kehilangan konteks.

Dalil Al-Qur’an dan Tafsir

Ayat: ﴿وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا﴾ (البقرة: 31)

Terjemahan: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 31)

Tafsir: Ibn ‘Āsyūr menafsirkan bahwa pengajaran nama-nama kepada Adam adalah simbol kemampuan manusia untuk memahami hakikat, menalar, dan menciptakan makna. Dalam konteks AI, kemampuan ini adalah fondasi epistemologis literasi—bahwa manusia memiliki otoritas simbolik yang tidak dapat digantikan mesin.

Ayat: ﴿اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ﴾ (العلق: 1)

Terjemahan: “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.” (QS. Al-‘Alaq [96]: 1)

Tafsir: Ibn ‘Āsyūr menjelaskan bahwa perintah “Iqra’” mengandung makna pembacaan spiritual dan intelektual. Membaca bukan sekadar aktivitas verbal, tetapi aktivitas eksistensial. Maka, literasi di era AI bukan hanya tentang data, melainkan tentang menautkan ilmu dengan kesadaran ketuhanan dan kemanusiaan.

Analisis Hadis

Hadis:

«مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ» (رواه مسلم)

Terjemahan: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Konteks: Hadis ini menegaskan bahwa pencarian ilmu, termasuk di bidang teknologi dan AI, adalah bagian dari ibadah. Dengan semangat Ali Shariati, ilmu harus membebaskan manusia dari keterbelakangan dan dominasi sistem yang menindas, bukan menjadikannya budak mesin.

Hadis:

«إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ» (رواه مسلم)

Terjemahan: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan ihsan atas segala sesuatu.” (HR. Muslim)

Konteks: Prinsip ihsan mengajarkan kesempurnaan etika dalam seluruh tindakan. Dalam konteks AI, hadis ini menuntut agar kecerdasan buatan diarahkan untuk kebaikan dan keadilan sosial, bukan sekadar efisiensi tanpa nurani. Muhammad Iqbal menyebut ihsan sebagai refleksi tertinggi dari khudi—kesadaran diri yang ilahiah.

Tatbiq Sosial (Penerapan Hukum)

Pertama, dalam bidang pendidikan, literasi AI harus dijadikan bagian dari kurikulum Islam modern. Santri dan pelajar perlu diajarkan pemrograman dan etika digital agar mampu berdakwah melalui teknologi tanpa kehilangan akhlak.

Kedua, dalam interaksi global, umat Islam harus menjadi produsen nilai, bukan konsumen algoritma. Membangun platform digital yang berlandaskan maqasid syariah akan menegaskan posisi Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam, bukan sekadar pengguna pasif dari sistem Barat.

Analisis Kontekstual

Teks-teks keagamaan sejatinya bersifat dinamis. Ketika dihadapkan pada realitas baru seperti AI, umat Islam tidak boleh terjebak pada literalitas, melainkan harus menggali maqasid dan nilai universalnya. Literasi kritis menjadi jembatan antara teks dan konteks, antara wahyu dan sejarah. Melalui pendekatan filosofis, AI bukan ancaman bagi agama, melainkan cermin untuk menilai kembali makna kemanusiaan. Di sinilah titik temu antara spiritualitas dan teknologi.

Penutup Reflektif

Era AI menantang manusia untuk memahami ulang siapa dirinya. Literasi kritis menuntut manusia untuk tidak sekadar pandai mengakses data, tetapi juga bijak menafsirkan makna. Dalam pandangan Islam, pengetahuan bukan sekadar kekuasaan, melainkan amanah. Maka, tugas manusia bukan menyaingi mesin, tetapi menanamkan nilai ilahiah ke dalam setiap algoritma kehidupan. Sebab pada akhirnya, “di zaman dulu manusia bekerja untuk uang. Di zaman sekarang, manusia bekerja untuk algoritma — bahkan tanpa sadar.”

Daftar Referensi

1. Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin.

2. Ibn ‘Āsyūr, at-Taḥrīر wa at-Tanwīر.

3. Yusuf al-Qaradawi, Fiqh al-Awlawiyyat.

4. Fazlur Rahman, Islam and Modernity.

5. Ibn Taymiyyah, Majmū‘ al-Fatāwā.

6. Muhammad Iqbal, The Reconstruction of Religious Thought in Islam.

7. Ali Shariati, Man and Islam.

8. Al-Qur’an al-Karim.

COMMENTS

BLOGGER
Nama

Akhlak Islam Artikel Hikmah Artikel Islami Menarik Cerita Renungan Inspiratif Contact ME Exchange Dofollow Links Falsafah Kehidupan Filosofi Kang Robby Ideologi Keberagaman Kajian Islam Modern Kang Robby Kang Robby 2025 Kata Mutiara Islam Kata-Kata Hikmah Kitab Klasik Pengembangan Diri Puisi Cinta Terbaru Puisi Inspiratif Puisi Islami Inspiratif Puisi Religi Ulama Klasik
false
ltr
item
Blog Kang Robby: Literasi Kritis di Era Artificial Intelligence: Telaah Ushul Fiqh, Tafsir Modern, dan Etika Kemanusiaan
Literasi Kritis di Era Artificial Intelligence: Telaah Ushul Fiqh, Tafsir Modern, dan Etika Kemanusiaan
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiVLSpejgZjchv0NmzQBlyIDCHRo3VErEdcJPdWBIUhEOV0KeuqnHcww4TOtB8VAU1vozXKnaunrs9A0Mj5rP5DawKI8nmBruqnx3hiY4DKQYAcRePHdv5IhPB2fDYwIefVxXtqBoWpnKpZLYXG89k1TWZ_rSl8cPxgauXQ-aqwtnknhPyPaewQZoWO7plH
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiVLSpejgZjchv0NmzQBlyIDCHRo3VErEdcJPdWBIUhEOV0KeuqnHcww4TOtB8VAU1vozXKnaunrs9A0Mj5rP5DawKI8nmBruqnx3hiY4DKQYAcRePHdv5IhPB2fDYwIefVxXtqBoWpnKpZLYXG89k1TWZ_rSl8cPxgauXQ-aqwtnknhPyPaewQZoWO7plH=s72-c
Blog Kang Robby
http://robbie-alca.blogspot.com/2025/10/literasi-kritis-di-era-artificial.html
http://robbie-alca.blogspot.com/
http://robbie-alca.blogspot.com/
http://robbie-alca.blogspot.com/2025/10/literasi-kritis-di-era-artificial.html
true
3328551387479627982
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy