Blog kang Robby - Kawan, hidup ini ternyata ,tidak sekedar mengejar cita-cita pribadi saja Di luar sana masih banyak orang tidak punya ...
Blog kang Robby - Kawan, hidup ini ternyata ,tidak sekedar mengejar cita-cita pribadi saja Di luar sana masih banyak orang tidak punya rumah Masih banyak orang yg bahkan tidak tahu apakah besok pagi dia masih bisa makan Masih banyak anak-anak yang bahkan tidak tahu sampai kapan mereka akan terus tidur beratapkan langit yang bahkan terkadang memuntahkan air dan beralaskan tanah yang keras
Masih banyak mereka yang masa depannya tidak jelas Tapi sayangnya kita sering lupa akan hal itu
Seringkali kita hanya ingat dan berempati hanya saat penderitaan mereka disodorkan depan muka kita. Selebihnya, mungkin kita lupa. Padahal seharusnya kita lah yang mencari tahu. Kita yang mencari fakta-fakta, bukan menunggu untuk ditemukan oleh fakta. Tapi sayangnya, kenyataan yang sering terjadi adalah kita hanya menunggu.
Masih banyak mereka yang tidak mandi karena alasan-alasan yang mungkin bagi kita mudah saja, seperti air bersih, sabun, dll. Sedangkan kita pun mungkin secara sadar maupun tidak sering membuang-buang air bersih atau memiliki banyak sabun yang tidak terpakai. Masih banyak mereka yg tidak memiliki baju selain yang menempel di tubuh mereka dan kita masih sempat mengeluh ngeluh karena baju kotor yang menumpuk? Ingatlah kawan..itu artinya kita beruntung memiliki banyak baju.
Masih banyak mereka yang tidak memiliki orang tua dan kita terkadang sering menggerutu hanya karena ditegur orang tua?Ingatlah kawan..itu artinya kita beruntung karena masih diizinkan Allah untuk mewujudkan rasa sayang dan membalas kebaikan orang tua kita.Seringkali kita mengeluh dan mengomel karena kelelahan berjalan kaki. Ingatlah kawan..itu artinya kita masih punya kaki dan tubuh yang berfungsi dengan baik.
Apapun yang terjadi..Seburuk apapun keadaan kita,,cobalah kita pandang dari sudut pandang yang berbedaDan kita akan menemukan dan pada akhirnya mengerti cara Allah menyayangi, mendidik, dan memberi yang terbaik untuk kita
Tapi kenapa kita sering lupa ?Kenapa kita sering tidak berinfaq jika tidak diminta? Kenapa tidak mencari tahu di mana kita bisa berinfak?
Kawan..Hidup tidak hanya bersemangat berprestasi dalam bidang akademik, organisasi, atau pekerjaan Semua itu bagus sekali namun semangat dan prestasi luar biasa itu tidak ada artinya bila implementasinya sama dengan nol Tidak ada artinya bila ternyata kita sampai lupa dengan orang-orang di luar sana Mereka yang menjadi korban kemerdekaan yang blum merdeka Mereka yang menjadi korban para pejabat yg bagai kacang lupa kulitnya itu Mereka yang terlupakan, mereka yg dibohongi, mereka yg tertindas, mereka yg terjajah oleh 'kemerdekaan' negeri ini
Kawan..Bersyukurlah punya banyak makanan Banyak sekali orang yg kelaparan di dunia ini Di Ethiopia, India, Indonesia, atau bahkan mungkin beberapa meter dari tempat kita duduk saat ini Jadi ingatlah kawan..Jangan sampai kita membiarkan makanan membusuk di kulkas atau menjadi basi di dalam lemari / tudung saji
Kawan..Mari kita luangkan waktu..,,untuk bersyukur Ya, untuk bersyukur Karena selalu harus ada waktu untuk bersyukur Jangan sampai kita bersikap tidak tahu diri Jangan sampai kita rutin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman namun tidak ingat untuk berterima kasih kepada Allah
Kawan...Mari kita menghargai setiap waktu yang terlewat karena waktu tidak dapat berputar kembali Bahkan Leonardo Da Vinci pernah menyatakan keheranannya mengenai manusia yangg sering tidur. Ia berpendapat manusia hidup tersebut seperti orang mati saja karena apa bedanya orang yang msh hidup dengan yang sudah meninggal apabila yang hidup juga tidak melakukan apa-apa .
Kawan..bayangkanlah kesepiannya mereka yang tidak memiliki keluarga, mereka yg dimusuhin, dikucilkan, apalagi kesepian dan kepedihan orang-orang yang ditinggal mati kluarganya yang terbunuh di depan mata mereka
Kawan...Jangan terlalu sedih walaupun kadang orang suka meremehkan kita Di belahan dunia di sebelah mana pun, banyak sekali orang-orang terbuang yg mungkin jauuuuhh lebih tersakiti daripada kita Mereka dianggap hina Mereka dipandang rendah Entah berapa banyak cacian yg sudah mereka dengarPerlakuan kasar yang mereka dapat juga tak terhitung Lihatlah semuanya lebih dekat..dan kita akan sadar betapa bersyukurnya kita, paling tidak bagi diri kita sendiri
Oleh : Mariani Tri Agustina
Masih banyak mereka yang masa depannya tidak jelas Tapi sayangnya kita sering lupa akan hal itu
Seringkali kita hanya ingat dan berempati hanya saat penderitaan mereka disodorkan depan muka kita. Selebihnya, mungkin kita lupa. Padahal seharusnya kita lah yang mencari tahu. Kita yang mencari fakta-fakta, bukan menunggu untuk ditemukan oleh fakta. Tapi sayangnya, kenyataan yang sering terjadi adalah kita hanya menunggu.
Masih banyak mereka yang tidak mandi karena alasan-alasan yang mungkin bagi kita mudah saja, seperti air bersih, sabun, dll. Sedangkan kita pun mungkin secara sadar maupun tidak sering membuang-buang air bersih atau memiliki banyak sabun yang tidak terpakai. Masih banyak mereka yg tidak memiliki baju selain yang menempel di tubuh mereka dan kita masih sempat mengeluh ngeluh karena baju kotor yang menumpuk? Ingatlah kawan..itu artinya kita beruntung memiliki banyak baju.
Masih banyak mereka yang tidak memiliki orang tua dan kita terkadang sering menggerutu hanya karena ditegur orang tua?Ingatlah kawan..itu artinya kita beruntung karena masih diizinkan Allah untuk mewujudkan rasa sayang dan membalas kebaikan orang tua kita.Seringkali kita mengeluh dan mengomel karena kelelahan berjalan kaki. Ingatlah kawan..itu artinya kita masih punya kaki dan tubuh yang berfungsi dengan baik.
Apapun yang terjadi..Seburuk apapun keadaan kita,,cobalah kita pandang dari sudut pandang yang berbedaDan kita akan menemukan dan pada akhirnya mengerti cara Allah menyayangi, mendidik, dan memberi yang terbaik untuk kita
Tapi kenapa kita sering lupa ?Kenapa kita sering tidak berinfaq jika tidak diminta? Kenapa tidak mencari tahu di mana kita bisa berinfak?
Kawan..Hidup tidak hanya bersemangat berprestasi dalam bidang akademik, organisasi, atau pekerjaan Semua itu bagus sekali namun semangat dan prestasi luar biasa itu tidak ada artinya bila implementasinya sama dengan nol Tidak ada artinya bila ternyata kita sampai lupa dengan orang-orang di luar sana Mereka yang menjadi korban kemerdekaan yang blum merdeka Mereka yang menjadi korban para pejabat yg bagai kacang lupa kulitnya itu Mereka yang terlupakan, mereka yg dibohongi, mereka yg tertindas, mereka yg terjajah oleh 'kemerdekaan' negeri ini
Kawan..Bersyukurlah punya banyak makanan Banyak sekali orang yg kelaparan di dunia ini Di Ethiopia, India, Indonesia, atau bahkan mungkin beberapa meter dari tempat kita duduk saat ini Jadi ingatlah kawan..Jangan sampai kita membiarkan makanan membusuk di kulkas atau menjadi basi di dalam lemari / tudung saji
Kawan..Mari kita luangkan waktu..,,untuk bersyukur Ya, untuk bersyukur Karena selalu harus ada waktu untuk bersyukur Jangan sampai kita bersikap tidak tahu diri Jangan sampai kita rutin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman namun tidak ingat untuk berterima kasih kepada Allah
Kawan...Mari kita menghargai setiap waktu yang terlewat karena waktu tidak dapat berputar kembali Bahkan Leonardo Da Vinci pernah menyatakan keheranannya mengenai manusia yangg sering tidur. Ia berpendapat manusia hidup tersebut seperti orang mati saja karena apa bedanya orang yang msh hidup dengan yang sudah meninggal apabila yang hidup juga tidak melakukan apa-apa .
Kawan..bayangkanlah kesepiannya mereka yang tidak memiliki keluarga, mereka yg dimusuhin, dikucilkan, apalagi kesepian dan kepedihan orang-orang yang ditinggal mati kluarganya yang terbunuh di depan mata mereka
Kawan...Jangan terlalu sedih walaupun kadang orang suka meremehkan kita Di belahan dunia di sebelah mana pun, banyak sekali orang-orang terbuang yg mungkin jauuuuhh lebih tersakiti daripada kita Mereka dianggap hina Mereka dipandang rendah Entah berapa banyak cacian yg sudah mereka dengarPerlakuan kasar yang mereka dapat juga tak terhitung Lihatlah semuanya lebih dekat..dan kita akan sadar betapa bersyukurnya kita, paling tidak bagi diri kita sendiri
Oleh : Mariani Tri Agustina