Cara Memandang Dunia

Tuhan menciptakan dunia dan segala isinya demi keberlangsungan hidup umat manusia. Mungkin ada orang-orang yang tidak percaya Tuhan, ata...



Tuhan menciptakan dunia dan segala isinya demi keberlangsungan hidup umat manusia. Mungkin ada orang-orang yang tidak percaya Tuhan, atau mereka sebenarnya percaya tapi tidak ingin menjalani hidup dalam dogma dan doktrin sebuah agama. Mengapa? Pasti mereka memiliki alasan tersendiri, saya tidak akan membahas alasan-alasan orang yang tidak beragama.

Yang ingin saya bahas adalah tentang bagaimana cara kita memandang dunia. Terkadang saya bertanya-tanya, Mengapa sekelompok orang beragama merasa dunia ini harus menuruti aturan-aturan agama mereka? tidakkah mereka berpikir, di bumi ini hidup orang-orang yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Bukan hanya kepercayaan saja berbeda, tapi cara menjalani kehidupan juga sangat beragam. Jadi, bagaimana cara kita meluruskan kesalahan berpikir ini?



Pertama, Mengerti Tujuan Penciptaan.


Alam semesta tercipta tidak dari ruang hampa tanpa ada maksud dan tujuan. Disana ada kuasa Sang Pencipta yang mengatur segala penciptaan. Bumi yang merupakan rumah kita saat ini  adalah contoh "example" dari ciptaan Tuhan diantara planet-planet lain di luar angkasa.

Kita tidak tahu, apakah di planet lain ada kehidupan, jika memang ada, kita tidak perlu heboh, karena kita hanya manusia yang tidak sempurna, begitu banyak keterbatasan yang ada pada diri kita. Kita harus terus belajar dan mengembangkan diri demi menaklukkan kebodohan diri kita sendiri.

Demikian pula, ketika kita hidup di bumi, kita tidak bisa lepas dari aturan-aturan, atau  lebih tepatnya "hukum alam" yang sudah terbentuk saat pertama kali bumi diciptakan. aturan-aturan itu mencakup segala aspek yang mengarah pada kemakmuran bumi, pelestarian alam dan pencegahan bumi dari kerusakan. Karena itu, tidak berlebihan jika kita mengatakan, tujuan penciptaan manusia adalah sebagai "khalifah" pemimpin yang bisa membawa umat manusia hidup di bumi ini dengan aman, damai dan tentram. Bagi seorang muslim, selain menjadi khalifah, menyembah Allah swt adalah tujuan dari penciptaan itu sendiri. Yang menjadi persoalan adalah ketika kita memaksakan kehendak terhadap orang lain untuk mengikuti aturan-aturan yang bersifat doktrin di dalam kitab suci agama kita. Jika itu terjadi, kita sudah dipastikan keluar dari tujuan utama dari penciptaan.

Kita bisa memahami, Tuhan menciptakan kita berbeda, perbedaan adalah "sunnatullah" yang tidak  bisa dielakkan. Sekuat apapun seeorang berhasrat untuk membunuh keragaman, keragaman itu sendiri yang pada akhirnya akan menghancurkan hidupnya. Karena itu, cara memandang dunia yang paling pertama  bagi saya adalah Mengerti tujuan penciptaan. Orang yang tidak memahamai tujuan penciptaannya,  akan menjadi orang yang bengis dalam bersikap, bersikap kasar kepada orang lain dan sangat anti terhadap perbedaan.

Kedua, Belajar Menghargai orang lain

Hidup kita tidak akan pernah damai, jika kita tidak mahu belajar menghargai orang lain. Begitu pula, dunia ini pasti akan hancur, jika sebagai manusia kita tidak bisa menahan diri dari menyakiti orang yang tidak sependapat dengan kita. Kita harus bisa belajar menghargai orang lain seperti halnya kita ingin dihargai. Banyak orang yang ingin dihargai tapi tindakan dan prilakunya belum mencerminkan sosok orang yang patut dihargai.

Saya memilih belajar menghargai sebagai cara ke-2 memandang dunia ini, tidak memilih begitu saja, ada pertimbangan yang matang dari poin yang satu ini. Manusia, tidak akan bisa "survive" bertahan hidup jika tidak mahu belajar. Belajar membaca lingkuan, belajar cara berpikir dan belajar cara menghargai orang lain. Orang-orang yang merasa superior dalam segala hal bertendensi  merendahkan, menjelekkan bahkan menyesat-nyesatkan orang lain. Mari kita ambil contoh, debat publik yang bertujuan untuk mendeskreditkan Ajaran Agama tertentu merupakan manifestasi dari orang-orang yang merasa superior dari orang lain. Hal ini sangat berbahaya bagi kemajemukan dalam bernegara. Tidak sedikit konflik berkepanjangan terjadi akibat persoalan doktrin agama yang dibawa ke dalam ranah publik.


Sehingga, rasa sakit hati, dendam dan ketidaksukaan yang berakhir pada "phobia" membentuk lingkaran dari spiral kebencian. Jika spiral kebencian sudah menyatu dalam aliran darah seseorang, segala yang yang diasumsikan sebagai musuh akan dilenyapkan sampai ke akar-akarnya.

Diakhir tulisan ini, saya ingin kita belajar dari Nabi Musa a.s dan saudaranya Harun. Menurut kitab suci Agama Islam, Al-Quran. Kedua saudara ini diperintahkan untuk menghadap Fir'aun. Sosok antagonis yang menuhankan diri sendiri. Walaupun Fir'aun sudah melampau batas, Nabi Musa a.s dan Harun  diperintahkan untuk bersikap baik dan berkata lembut "qawlan layyinan" perataan yang lemah lembut. Dengan harapan semoga Fir'aun insyaf dan menyadari kesalahannya. (QS Thaha [20]:43-44) Bahkan, untuk sosok seperti Fir'aun yang sombong, angkuh, dan ingkar saja. Seorang Nabi diperintahkan untuk berkata sopan, sebagai penghargaan terhadap seorang raja. Sangat mungkin Allah Menghancurkan Fir'aun seketika, tapi Allah ingin mendidik Nabi-Nya agar bisa menjadi  tauladan "qudwah khasanah" bagi umat manusia.

Dari sini, mari sama-sama kita merenung dan berpikir, perintah menghargai orang lain juga termaktub di dalam kitab suci, salah satunya dari kisah Nabi Musa a.s. Kepada pemimpin bangsa ini, kita juga harus bisa menghargai mereka. Tanpa mereka bangsa ini akan mengalami kekosongan kepemimpinan yang mengakibatkan krisis berkepanjangan. Karena itu, kita harus berterimakasih kepada Pemimpin kita. Tidak ada pemimpin yang sempurna, kesempurnaan hanya milik yang maha kuasa. Jika detik ini kita masih bisa beribadah, berintraksi dengan sesama dan masih mampu untuk berbagi kebaikan kepada orang lain. Negara kita masih kondusif, aman dan damai. Selayaknya kita bersyukur dan jangan pernah memecah-belah bangsa ini dengan isu-isu sektarianisme, rasisme dan tribalisme.

Semoga bermanfaat.

Kang Robby

COMMENTS

BLOGGER
Nama

Akhlak Islam Artikel Hikmah Artikel Islami Menarik Cerita Renungan Inspiratif Contact ME Exchange Dofollow Links Falsafah Kehidupan Filosofi Kang Robby Ideologi Keberagaman Kajian Islam Modern Kang Robby Kata Mutiara Islam Kata-Kata Hikmah Kitab Klasik Pengembangan Diri Puisi Cinta Terbaru Puisi Inspiratif Puisi Islami Inspiratif Puisi Religi Ulama Klasik
false
ltr
item
Blog Kang Robby: Cara Memandang Dunia
Cara Memandang Dunia
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsr06T0f4FaI3v8r4zU9JtpzZn5AlU9AR55_CQWFZTe2fjCQFdrD9E12lWXKde-k9UU28m-aEYtAJarVARK73niJteHx5GVgjLdjUhG6vw15wgy1Rz0APWkgE0k0y1P1iGjWDgxjPaJa8/s320/chi-hay-buong-tay-va-chuc-phuc-cho-chung-toi_2713203.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsr06T0f4FaI3v8r4zU9JtpzZn5AlU9AR55_CQWFZTe2fjCQFdrD9E12lWXKde-k9UU28m-aEYtAJarVARK73niJteHx5GVgjLdjUhG6vw15wgy1Rz0APWkgE0k0y1P1iGjWDgxjPaJa8/s72-c/chi-hay-buong-tay-va-chuc-phuc-cho-chung-toi_2713203.jpg
Blog Kang Robby
http://robbie-alca.blogspot.com/2017/06/cara-memandang-dunia.html
http://robbie-alca.blogspot.com/
http://robbie-alca.blogspot.com/
http://robbie-alca.blogspot.com/2017/06/cara-memandang-dunia.html
true
3328551387479627982
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy