Kata Istiqamah diambil dari Bahasa Arab yang bermakna konsistensi. Konsistensi adalah upaya maksimal, dalam mengerjakan segala sesuatu: ...
Kata Istiqamah diambil dari Bahasa Arab yang bermakna konsistensi. Konsistensi adalah upaya maksimal, dalam mengerjakan segala sesuatu: Cita-cita, ambisi dan mimpi besar kita dalam hidup ini, haruslah diawali dengan perencanaan yang matang dan konsistensi terbaik yang kita miliki. Tidak ada orang sukses yang tidak beristiqamah untuk mewujudkan mimpinya.
Para Ilmuan Besar di Dunia ini adalah sekumpulan orang-orang yang memiliki spirit istiqamah yang sangat tinggi: Thomas Alfa Edison butuh melakukan ekspimen berkali-kali sampai akhirnya Ia menemukan lampu pijar, Albert Einstein Ilmuan Hebat yang menemukan teori relativitas juga butuh bertahun-tahun hidup dalam keistiqamahan intelektualnya. Mari kita lihat Ilmuan Muslim: Ibnu Khaldun seorang antropolog kenamaan berasal dari Tunisia yang dikenal melalui karya monumentalnya "Al-Muqadimah" Karya yang memuat diskursus sejarah peradaban dunia disertai analisis- analisis pribadi yang tajam, bahkan Pendiri Facebook sangat antusias membaca kitab ini seolah-olah "al-Muqadimah" bagian dari Bible di masa lalu. Imam Ghazali. Filsuf, Ulama karismatik dan Ahli mistik Islam yang berpengaruh besar dalam kemajuan studi keagamaan dan diskursus pemikiran islam kontemporer. Karyanya agungnya "Al-Ihya Ulumuddin" merupakan karya keagamaan menakjubkan yang memuat pendekatan psikologi Agama dalam ranah mistik "tasawuf" dengan tujuan menghidupkan spirit berislam sepanjang jaman.
Tulisan ini berfokus pada 2 aspek penting yang dapat dicapai setelah kita menerapkan konsep "Istiqamah" dalam hidup ini. Pertama, aspek spiritual. Kedua, aspek emosional.
Pertama, Aspek Spiritual
Pada aspek spiritual, orang yang beristiqamah mendapatkan "advantages" kemanfaatan-kemanfaat dalam hubungan personalnya kepada Allah swt. Kedekatannya kepada Allah dengan senantiasa bertaqarub dan mendekatkan diri pada-Nya mampu membangkitkan jiwa religiusitas yang Ia miliki.
Selain itu, pribadi yang beristiqamah mempunyai "self-control" kontrol diri terhadap segala keinginan-keinginan semu dari kesenangan nafsu duniawi yang melemahkan orang beriman. Hari-harinya dipenuhi dengan aktifitas pengembangan spiritual: Shalat, puasa dan melakukan amalan-amalan yang bisa membangkitkan kesadaran spiritual-nya.
Dzikir adalah salah satu amalan yang sangat penting dalam proses menuju konsistensi spiritual. Dzikir yang dilakukan secara konsisten akan menjadi benteng diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermartabat.
Demikian pula, orang beriman wajib beristiqamah pada semua mimpi dan cita-citanya. Dengan senantiasa beristiqamah mereka akan selalu ingat orientasi dan tujuan hidupnya. Dan orientasi terbesar orang beriman adalah Allah swt. Mendekat pada-Nya, Mengenal-Nya seutuh rasa dan setulus jiwa. Karena itu, Allah swt telah menghibur hati orang-orang yang senantiasa istiqamah melalui ayat suci Al-Quran,
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan jannah (surga) yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS Fushilat [41]: 30)
Disinilah penerapan aspek pertama dari manfaat beristiqamah yaitu kemajuan dalam ketaatan, ketaqwaan dan keshalihan yang pada akhirnya bisa membawa orang-orang yang teguh penderiannya (istiqamah) menuju syurga yang kekal abadi. Jadi, beristiqamah tidak bisa lepas dari aspek spiritual seseorang. Orang beriman wajib menempa dirinya dengan terus berupaya untuk istiqamah dalam perjalanan hidupnya di dunia ini.
Kedua, Aspek Emosional.
Orang yang konsisten dalam berprilaku, sangat mampu mengendalikan dirinya dari penyakit-penyakit kejiwaan, sifat emosional berlebihan serta kedengkian terhadap orang lain. Itu karena keistiqamahan yang mengakar erat di hatinya dapat membentuk pribadi yang memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi.
Kewaspadaan terhadap segala hal yang dapat menurun derajat keimanannya kepada Allah swt. Dosa adalah salah satu perbuatan yang bisa mengacaukan derajat keimanan seseorang. Ketika seseorang berdosa, Ia telah melupakan dirinya, emosinya tidak stabil, dan kepercayaan dirinya menurun. Karena itu hidup dengan keistiqamahan adalah sebuah keniscayaan bagi kita demi mencapai tingkat kemajuan yang signifikan dalam bekerja, karir dan intraksi sosial di masyarakat.
Konsep "istiqamah" dalam artian konsistensi, tidak hanya berlaku bagi agama tertentu. Konsep ini bersifat universal. Dan nilai-nilai luhur yang melebur dalam konsep ini mampu memicu percepatan kemajuan seseorang dalam segala hal. Orang-orang sukses, Ilmuan Besar dan para saintis abad-21, walaupun banyak dari mereka yang belum sempurna dari segi spiritualitas, tapi saat mereka mengerjakan sesuatu, baik itu proyek-poyek besar: proyek futuristik dan penemuan-penemuan mutakhir yang terus disempurnakan.
mereka merupakan sekelompok orang yang teguh pendirian, mempunyai integritas yang tinggi dan kesadaran yang kuat untuk membuat dunia ini semakin baik.
Sebagai kesimpulan dari tulisan singkat ini, Saya ingin mengajak kita semua untuk senantiasa beristiqamah dalam cita-cita, mimpi besar dan tujuan hidup kita. Apapun ambisi hidup kita di dunia ini, mari kita awali dengan niat yang baik. Karena salah niat hanya akan merusak nilai pekerjaan yang kita lakukan dan membuat hidup kita tidak bahagia..
Semoga bermanfaat.
Kang Robby